Riki Chandra
Rabu, 17 September 2025 | 20:35 WIB
Ilustrasi jenggot. [Dok. Antara]

SuaraSumbar.id - Sebuah studi mengejutkan mengungkapkan bahwa jenggot pria ternyata lebih kotor daripada bulu anjing karena dapat mengandung bakteri berbahaya yang memicu infeksi.

Penelitian ini dilakukan oleh ilmuwan di Swiss dan dipublikasikan di European Radiology pada 2019.

Mengutip Times of India, para peneliti membandingkan jenggot dan bulu anjing dengan mengambil sampel dari area wajah dan leher pria berjenggot serta air liur mereka. Sampel ini kemudian dibandingkan dengan bulu dan air liur 30 ekor anjing dari berbagai ras.

Hasilnya mengejutkan. Semua dari 18 pria yang ikut penelitian memiliki jumlah mikroba tinggi di jenggot mereka. Sementara itu, hanya 23 dari 30 anjing yang memiliki tingkat mikroba serupa.

Bahkan, tujuh pria diketahui membawa bakteri yang berbahaya bagi manusia seperti Enterococcus faecalis (bakteri usus) dan Staphylococcus aureus. Di sisi lain, hanya empat anjing yang membawa bakteri berbahaya tersebut.

Para ilmuwan menjelaskan jenggot menciptakan lingkungan mikro yang memungkinkan bakteri berkembang biak. Rambut wajah menjebak kelembapan, sel kulit mati, minyak, partikel makanan, debu, hingga keringat.

Tanpa rutinitas kebersihan jenggot yang baik, risiko infeksi kulit, pori tersumbat, hingga abses menjadi lebih tinggi.

Tak hanya itu, studi ini juga menemukan bahwa pemindai MRI yang digunakan secara eksklusif oleh manusia memiliki tingkat kontaminasi lebih tinggi setelah digunakan.

Hal ini menunjukkan bahwa bakteri manusia, termasuk dari kulit, pakaian, dan jenggot, berkontribusi lebih besar terhadap kontaminasi permukaan umum di rumah sakit dibandingkan anjing.

Meski begitu, peneliti menegaskan tidak semua jenggot menyebabkan penyakit. Namun, pada orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah atau memiliki luka, bakteri seperti Staphylococcus aureus dapat memicu infeksi serius.

Sementara Enterococcus faecalis berpotensi menimbulkan masalah saluran kemih atau infeksi lainnya jika berpindah ke area tubuh tertentu.

Para peneliti menyarankan menjaga kebersihan jenggot dengan benar, bukan mencukurnya habis. Gunakan sampo jenggot atau pembersih wajah yang lembut 2-3 kali seminggu agar kulit di bawahnya tidak kering.

Minyak atau balsem jenggot juga membantu menjaga kelembutan rambut serta mengurangi rasa gatal dan pengelupasan.

Selain itu, rutin memangkas ujung jenggot yang bercabang dan menjaga garis pipi serta leher tetap rapi dapat mengurangi tempat persembunyian bakteri. Jangan lupa membersihkan peralatan seperti pisau cukur, gunting, dan sikat jenggot secara berkala.

Setelah makan, berkeringat, atau berada di lingkungan berdebu, bilas atau cuci jenggot Anda. Luka di sekitar jenggot juga harus dibersihkan agar tidak menjadi pintu masuk bakteri.

Load More