Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Jum'at, 28 Maret 2025 | 20:01 WIB
Jam Gadang Bukittinggi. [Dok. Antara]

SuaraSumbar.id - Tingkat okupansi hotel di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar), mengalami peningkatan signifikan menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah.

Kenaikan ini dipengaruhi oleh banyaknya perantau yang pulang kampung, serta status Bukittinggi sebagai destinasi wisata unggulan di Ranah Minang.

"Kami optimis okupansi hotel akan naik signifikan seperti tahun-tahun sebelumnya, baik saat libur Lebaran maupun pergantian tahun. Bukittinggi selalu menjadi tujuan utama wisatawan di Sumbar," ujar General Manager Hotel Santika, Alik Hidayat, dikutip dari Antara, Kamis (28/3/2025).

Saat ini saja, kata Alik Hidayat, sekitar 60 persen kamar hotel sudah dipesan oleh calon tamu, dengan mayoritas berasal dari Provinsi Riau, khususnya Kota Pekanbaru.

Dari total 130 unit kamar yang tersedia, diperkirakan dalam dua hari menjelang Lebaran, tingkat hunian akan mencapai 100 persen.

"Sebagian besar tamu berasal dari Pekanbaru, Riau. Biasanya, dua hari sebelum Idul Fitri, seluruh kamar sudah penuh terisi hingga 100 persen," katanya.

Peningkatan okupansi hotel ini diprediksi berlangsung hingga sepuluh hari setelah Lebaran. Calon pengunjung dianjurkan untuk melakukan pemesanan melalui situs resmi hotel guna mendapatkan harga yang lebih kompetitif dan layanan langsung dari pihak resepsionis.

"Ada kenaikan harga di puncak libur Lebaran, tetapi pemesanan melalui situs resmi hotel lebih menguntungkan," jelasnya.

Selain itu, tingginya angka hunian hotel juga dipengaruhi oleh adanya dua hari besar, yakni Idul Fitri dan Nyepi, serta cuti bersama yang berlangsung hingga 7 April 2025.

Faktor cuaca yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya juga menjadi faktor utama meningkatnya kunjungan wisatawan.

"Tahun ini, cuaca di Bukittinggi sangat mendukung kunjungan wisatawan. Berbeda dengan tahun lalu, ketika bencana banjir lahar dingin sempat mengganggu akses jalan nasional," kata Alik Hidayat.

Siapkan Titik Parkir

Pemkot Bukittinggi juga telah menyiapkan sebanyak 49 titik parkir guna mengantisipasi potensi kemacetan saat libur Lebaran 2025.

Langkah ini diambil untuk memastikan kenyamanan pengunjung yang datang dari dalam maupun luar daerah.

Pemkot Bukittinggi juga menyiapkan puluhan titik parkir saat Lebaran 2025. [Dok. Antara/ Iggoy El Fitra]

Kepala Dinas Perhubungan Bukittinggi, Yogi Astarian mengatakan, dari total 49 titik parkir, sebanyak 31 lokasi berada di dalam gedung dan tepi jalan, sedangkan 18 titik parkir lainnya merupakan lokasi alternatif.

"Kami telah menyediakan area parkir di gedung perkantoran, sekolah, serta beberapa titik layanan publik seperti SD, SMP, kantor PDAM, dan tepi jalan," ujar Yogi, dikutip dari Antara, Jumat (28/3/2025).

Selain itu, Dinas Perhubungan Bukittinggi juga menyiapkan dua posko utama yang berlokasi di Simpang Kangkung dan Masjid Nurul Haq Kampung Cina.

Dishub juga berkoordinasi dengan Polresta Bukittinggi dan Dinas Perhubungan Provinsi Sumbar dalam pengelolaan lalu lintas selama musim libur.

Yogi mengimbau kepada pengunjung agar tetap mengikuti aturan yang berlaku dan melaporkan jika menemukan permasalahan terkait parkir.

"Jika ada kendala, seperti parkir liar atau tarif yang tidak sesuai ketentuan, silakan laporkan secara resmi ke Dishub Bukittinggi dengan menyertakan bukti yang jelas," katanya.

Terkait tarif parkir selama libur Lebaran, Dishub menegaskan bahwa tidak ada kenaikan tarif atau pemberlakuan tarif khusus.

Biaya parkir tetap mengacu pada tarif flat, yakni Rp2.000 untuk motor, Rp5.000 untuk mobil atau minibus, dan Rp 20.000 untuk bus besar.

Namun, bagi kendaraan yang parkir di dalam gedung, akan berlaku tarif progresif sesuai jam operasional (07.30 WIB - 16.00 WIB).

Selain itu, Dishub juga mengingatkan pengunjung yang membawa kendaraan pribadi untuk memastikan kondisi kendaraan dalam keadaan baik guna menghindari kemacetan saat libur Lebaran akibat kerusakan di jalan.

Bagi pengunjung yang menggunakan bus wisata, beberapa titik parkir yang telah disediakan antara lain Ria Sari Zona 3 dan Stasiun Bukittinggi.

Sementara itu, area Jam Gadang dan objek wisata utama lainnya dibatasi untuk penurunan penumpang guna mengurangi kepadatan kendaraan.

"Penggunaan transportasi umum seperti angkot dan bendi sangat kami anjurkan untuk memudahkan akses ke lokasi wisata utama," tutur Yogi.

Load More