SuaraSumbar.id - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Sumatera Barat (Sumbar), mencatat 33 kasus kekerasan pada anak sepanjang bulan Desember 2024.
Data yang diperoleh melalui Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA) itu tersebar di beberapa daerah di Sumbar.
Kepala Bidang Perlindungan Hak Perempuan dan Anak DP3AP2KB Sumbar, Desra Elena mengatakan, kekerasan pada anak ini terjadi di berbagai daerah, dengan Kabupaten Limapuluh Kota mencatatkan kasus tertinggi, yaitu delapan kasus.
Kabupaten Agam, Kota Padang Panjang, Kota Bukittinggi, dan Kabupaten Solok Selatan masing-masing mencatatkan lima kasus. Sementara Kota Sawahlunto dan Kota Padang mencatatkan masing-masing empat dan satu kasus.
Menurut Desra, mayoritas korban adalah perempuan, dengan total 28 korban perempuan dan 11 korban laki-laki. Dari data yang ada, sebanyak 24 kasus terjadi di dalam lingkup keluarga, yang seharusnya menjadi tempat paling aman bagi anak.
Selain itu, dua kasus terjadi di sekolah, dua lainnya di fasilitas umum, dan lima kasus di tempat yang tidak terperinci.
Jenis kekerasan pada anak yang paling banyak terjadi adalah kekerasan seksual dengan 18 korban, disusul dengan kekerasan psikis yang melibatkan 17 korban.
Kasus kekerasan fisik tercatat sebanyak 10 korban, sementara satu kasus terkait trafficking dan satu kasus penelantaran juga tercatat. Dua kasus lainnya tidak dirinci lebih lanjut.
Desra menegaskan pentingnya kerjasama antara pemerintah, lembaga terkait, serta masyarakat untuk menangani dan mencegah kekerasan terhadap anak.
Ia menyebutkan bahwa fasilitasi pengaduan telah disediakan untuk mempermudah korban melaporkan kasus kekerasan yang dialami. Selain itu, pendampingan psikologis dan layanan kesehatan juga diberikan untuk membantu pemulihan korban secara fisik dan mental.
Pemerintah juga menyediakan bantuan hukum untuk memastikan pelaku menerima sanksi yang sesuai. Rehabilitasi sosial dan pemulangan korban ke lingkungan yang aman juga dilakukan.
"Kasus kekerasan terhadap anak ini menjadi peringatan bagi kita semua untuk terus meningkatkan perlindungan anak dan menciptakan lingkungan yang lebih aman," pungkasnya. (antara)
Berita Terkait
-
Medan Terjal Hambat Distribusi BBM di Aceh, Sumut, dan Sumbar, Pengamat Bilang Masih Wajar
-
Unit K-9 Polri Jadi Andalan di Medan Sulit Pencarian Korban Banjir Agam
-
Belajar di Tengah Keterbatasan, Siswa Batang Anai Hadapi Ujian di Tenda Darurat
-
Darurat yang Tak Bisa Lagi Diabaikan: Kekerasan di Sekolah Terus Berulang, Siapa yang Lalai?
-
Kementan Disorot Usai Rincian Bantuan Bencana Viral, Harga Beras Rp60 Ribu/Kg Dinilai Janggal
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
24 Korban Banjir Bandang Tak Teridentifikasi Disalatkan di Masjid Raya Sumbar, Dimakamkan di Padang
-
4 Jorong Terisolir di Palupuh Agam, Tanah Longsor Putus Total Akses Jalan Agam-Limapuluh Kota
-
Kebut Penanganan Bencana, Alokasi Khusus BBM Solar di Sumbar Ditambah 310.800 Liter
-
5 Sabun Cuci Muka untuk Memutihkan Wajah, Paling Ampuh dan Harga Terjangkau
-
5 Body Lotion Kolagen Murah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Kencang dan Lembap!