SuaraSumbar.id - Pemberian obat tuberkulosis pada anak sebaiknya diberikan pada waktu yang sama dan saat perut kosong. Hal itu dilakukan agar obat bisa bekerja lebih optimal.
“Pemberian obat tuberkulosis perlu kondisi khusus misal pada perut kosong agar obat mudah diserap, jadi efek lebih baik, jadi orang tua biasanya diberi nasihat beri obat pada anak pagi hari pada saat bangun tidur langsung kasih obat,” kata dokter spesialis respirologi anak konsultan RS Cipto Mangunkusumo, Wahyuni Indawati, Kamis (20/6/2024).
Ia mengatakan, pemberian obat pada waktu yang sama perlu dilakukan dengan tujuan agar tidak lupa dan skip minum obat dan anak jadi terbiasa. Setelah minum obat pada saat bangun tidur, anak bisa makan atau minum susu setelah jeda satu jam.
Pemberian obat juga disarankan secara reguler dan tidak berhenti atau terputus karena jika terputus dalam kurun waktu tertentu harus mengulang obat dari awal yang akan menyebabkan meminum obat menjadi lebih lama.
Pemberian obat TBC dilihat dari berat ringan gejala pada anak, Pada fase awal atau tahap intensif anak harus minum obat di dua bulan pertama, setelah itu lanjut pada fase berikutnya untuk 4 bulan sehingga total minum obat selama enam bulan, ini berlaku untuk TBC paru biasa. Jika didagnosis TBC berat yang sudah menjalar ke organ lain atau tBC milier seperti otak, susunan saraf dan tulang, pengobatan harus dilakukan selama 12 bulan.
“Kalau pada fase awal putus berobat selama 2 minggu maka harus mulai dari awal, kalau pada fase lanjutan lebih longgar kalau putus berobatnya lebih dari satu bulan baru dinyatakan berobat ulang, tergantung juga kondisi anak apakah membaik atau tidak,” kata Wahyuni.
Wahyuni menjelaskan imun tubuh anak yang lemah juga yang mengharuskan anak harus lebih intensif meminum obat secara teratur.
Pada seseorang yang baru pertama terkena tuberkulosis terutama anak yang imunnya belum kuat, kuman TBC akan bisa menyebar dari paru ke seluruh tubuh dan hinggap di organ yang banyak oksigen misalnya ginjal, tulang, otak, mata hingga kelenjar kulit. Maka itu semua organ bisa terkena kuman TBC tidak hanya paru, terutama pada orang yang memiliki imun tubuh lemah.
TBC juga bukan penyakit keturunan sehingga pencegahan penularan TBC diperlukan dengan deteksi dini jika ada anggota keluarga yang terdiagnosis TBC aktif, mencegah kontak dengan penderita TBC, dan melakukan imunisasi BCG untuk mencegah tertular TBC.
“Jangan lupa juga imunisasi BCG untuk mencegah TBC, perlu waspada apakah sekelilingnya ada yang TBC, jangan ragu skrining anggota keluarga agar dapat ditindaklanjuti sesuai kondisi,” katanya. (Antara)
Berita Terkait
-
Dari ISPA hingga Trauma: Ancaman Ganda yang Mengincar Anak di Wilayah Bencana
-
Banjir Sumatera: IDAI Soroti Krisis Air Bersih dan Lonjakan Penyakit Menular pada Anak
-
IDAI Ingatkan: Dalam Situasi Bencana, Kesehatan Fisik hingga Mental Anak Harus Jadi Prioritas
-
Hasil Penelitian: Nutrisi Tepat Sejak Dini Bisa Pangkas Biaya Rumah Sakit Hingga 4 Kali Lipat
-
Kemenko PMK Kembangkan Sistem Berbasis AI untuk Pantau Layanan Anak Usia Dini
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
KLH Segel 5 Tambang di Sumbar, Diduga Picu Banjir DAS Batang Kuranji Padang
-
72 Korban Bencana Hidrometeorologi di Agam Belum Ditemukan, Pencarian Dikebut Pakai Alat Berat
-
Parah! Kematian Ikan Danau Maninjau Tembus 1.428 Ton, Petani Merugi Rp 32,86 Miliar
-
Danantara dan BP BUMN Konsolidasikan 1.000 Relawan BUMN di Sumatra, Dukung Pemulihan Warga Terdampak
-
BRI Terjunkan Berbagai Bantuan kepada Masyarakat Terdampak Bencana di Sumatera