SuaraSumbar.id - Survei sebuah media menyatakan generasi muda kini cenderung memilih konten informasi yang disajikan melalui video di media sosial ketimbang membaca konten teks.
"Karena melalui video lebih cepat mendapatkan informasi," kata peneliti senior Reuters Institute for the Study of Journalism Nic Newman terkait konten video di media sosial dalam sesi diskusi panel Forum Media Global 2024 (GMF24) di Pusat Konferensi Dunia di Bonn (WCCB), Selasa (18/6/2024).
Menurut Nic, pihaknya melakukan survei secara daring kepada 2.000 responden berbahasa Inggris di sepuluh negara pengguna antara lain Thailand, Kenya, Malaysia, Indonesia, dan Afrika Selatan dengan pertanyaan terkait platform yang sering digunakan untuk mendapatkan berita.
Sebesar 23 persen dari responden berusia 18-24 tahun menyatakan memanfaatkan TikTok untuk mendapatkan berita, sementara 43 persen menggunakannya untuk segala pencarian, dan sisanya untuk hal lain.
Nic mengungkap terdapat tiga pertimbangan dari respondennya melihat tayangan di media sosial, pertama karena dinilai tanpa ada rekayasa dan tidak ada bias, maupun agenda tertentu dalam konten.
"Mengapa mereka menyukai tayangan karena rasa percaya... Alasan lain juga karena menilai tidak ada agenda tertentu dari media arus utama," jelas Nic.
Hal kedua yakni karena tayangan berdurasi pendek menyajikan konten secara ringkas sehingga lebih mudah dicerna.
"Namun hal itu juga tergantung algoritma yang menyajikan konten relevan sesuai dengan keinginan personal," tambah Nic terkait variasi konten yang disajikan di media sosial.
Selanjutnya hal ketiga yakni terkait beragam perspektif dan kelengkapan konten dalam platform media sosial.
"Mereka bisa menemukan hampir semua topik dari beragam perspektif. Video panjang untuk konten khusus berkedalaman, sementara video pendek untuk pratinjau," tulis laporan itu.
Lembaga Penyiaran Publik Jerman Deutsche Welle telah menyelenggarakan Forum Media Global 2024 (GMF24) dengan tema "Berbagi solusi" pada 17-18 Juni 2024 dengan dukungan Kementerian Luar Negeri Jerman dan Pemerintah Negara Bagian Rhine Westphalia Utara.
Diskusi dalam sesi panel GMF24 pada hari kedua juga mengangkat perihal keamanan-keselamatan jurnalis, masa depan jurnalisme, serta pemanfaatan kecerdasan buatan. (Antara)
Tag
Berita Terkait
-
Dari Ide ke Aksi, Tourvex 2025 Season 2 Jadi Panggung Kreativitas Generasi Muda
-
Mengapa Widji Thukul Terasa Asing bagi Generasi Hari Ini?
-
Bukan Meninggalkan, Hanya Mendefinisikan Ulang: Kisah Anak Nelayan di Era Modern
-
Festival of Twenties 2025 "Into the Unknown"
-
Generasi Muda dalam Ancaman menjadi Pelaku dan Korban Bullying
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
5 Sunscreen Spray Praktis untuk Keluarga, Bisa untuk Anak-anak!
-
Kerusakan Infrastruktur Bencana Pasaman Barat Tembus Rp 571,3 Miliar, Ini Rincian Dampaknya
-
Sampah Kayu Banjir di Padang Disulap Jadi Energi PLTU, Wakil Ketua Komisi IV DPR Bilang Begini
-
Beruang Madu Muncul di Lokasi Banjir Bandang Agam, BKSDA Sumbar Turunkan Tim
-
UMP Sumbar 2026 Rp 3.182.955, Naik 6,3 Persen