SuaraSumbar.id - Akademisi dari Universitas Tamansiswa Padang, Jamilah, menyarankan sejumlah langkah mitigasi yang dapat dilakukan dalam mengurangi risiko dampak bencana lahar dingin Gunung Marapi susulan.
"Mengatasi galodo atau banjir bandang memerlukan pendekatan komprehensif dan harus melibatkan beberapa langkah penting, seperti pemantauan dan sistem peringatan dini," katanya, Selasa (4/6/2024).
Pemasangan sistem pemantauan di daerah hulu sungai dan lereng gunung ditujukan untuk mendeteksi tanda-tanda potensi banjir bandang seperti curah yang tinggi atau pergerakan tanah.
Penggunaan peringatan dini dapat dilakukan dengan memasang sirene, pesan teks hingga pemanfaatan aplikasi melalui telepon pintar yang diteruskan kepada masyarakat yang bermukim di sekitar Gunung Marapi.
Kemudian, pemangku kepentingan harus melakukan pengelolaan tata ruang dan zonasi. Hal ini merujuk kepada identifikasi dan memetakan daerah rawan terdampak banjir lahar dingin, dan melarang pendirian bangunan di kawasan tersebut.
Setelah itu, masyarakat dapat melakukan reboisasi terutama di titik-titik yang sudah gundul guna meningkatkan resapan air, sehingga dapat mencegah erosi terutama ketika musim hujan.
"Pemerintah juga bisa membangun infrastruktur berupa bendungan dan tanggul di sepanjang aliran sungai yang berhulu dari Gunung Marapi," katanya.
Kemudian, pendidikan kesiapsiagaan bagi masyarakat di sekitar Gunung Marapi. Edukasi ini bisa berupa pelatihan tentang tindakan yang harus dilakukan ketika terjadi bencana.
Mitigasi lainnya yakni membuat terasering untuk mengurangi kecepatan aliran air, konservasi tanah, pengawasan dan penegakan hukum terutama bagi pihak yang tetap mengolah atau membangun di daerah rawan bencana.
Sementara itu, salah seorang pendiri Patahan Sumatera Institute yang juga ahli geologi asal Ranah Minang Ade Edward mengatakan, saat ini Gunung Marapi berstatus level III dengan ancaman erupsi, dan banjir lahar yang dapat kembali terulang pada 23 alur sungai yang berhulu di puncak gunung.
Berita Terkait
-
Kampus Dibungkam, Ubedilah Badrun: 'Saya Tetap Akan Bersuara'
-
Kritiknya Lugas, Seperti Apa Asal-usul Dan Kehidupan Pribadi Rocky Gerung
-
Masih Dibela Pendukung, Akademisi Soroti Dugaan Jokowi Paksa Gibran Jadi Wapres: Tidak Korupsi? Mustahil
-
Pemagaran Laut di Tangerang Tuai Polemik, Akademisi: Mana Daulat Negeriku?
-
Akademisi Kecam Sikap Jokowi yang "Hanya Cengengesan" Saat Masuk Tokoh Terkorup Dunia: Kumuh Sekali
Tag
Terpopuler
- Kode Redeem FF 2 April 2025: SG2 Gurun Pasir Menantimu, Jangan Sampai Kehabisan
- Ruben Onsu Pamer Lebaran Bareng Keluarga Baru usai Mualaf, Siapa Mereka?
- Aib Sepak Bola China: Pemerintah Intervensi hingga Korupsi, Timnas Indonesia Bisa Menang
- Suzuki Smash 2025, Legenda Bangkit, Desain Makin Apik
- Rizky Ridho Pilih 4 Klub Liga Eropa, Mana yang Cocok?
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Lancar Main Free Fire, Terbaik April 2025
-
9 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Lancar Main Game, Terbaik April 2025
-
Seharga Yamaha XMAX, Punya Desain Jet: Intip Kecanggihan Motor Listrik Masa Depan Ini
-
Demi Jay Idzes Merapat ke Bologna, Legenda Italia Turun Gunung
-
Misi Mathew Baker di Piala Asia U-17 2025: Demi Negara Ibu Tercinta
Terkini
-
Gempa 4,7 Magnitudo Guncang Kabupaten Agam, BMKG Ungkap Pemicunya
-
BRI UMKM EXPO(RT) 2025: Minyak Telon Aromatik Habbie Sukses, Meraih Rekor MURI
-
Tragis! Penumpang Bus ALS Meninggal di Dharmasraya, Saksi Ungkap Detik-Detik Terakhir!
-
Daftar 5 Ruas Tol Trans Sumatera Gratis Arus Balik Lebaran 2025, Tol Padang-Pekanbaru Paling Sibuk!
-
Kronologi Nenek dan 2 Cucu Hilang di Pantai Tiku Agam hingga Ditemukan Seperti Ini