Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Senin, 04 Maret 2024 | 14:34 WIB
Wagub Sumbar Audy Joinaldy saat meninjau pabrik gambir di Limapuluh Kota. [Dok.Biro Adpim Pemprov Sumbar]

Menurutnya sebelum serah terima dengan kontraktor pelaksana, dinas telah menguji operasionalnya yang juga turut disaksikan seluruh kelompok tani gambir di Nagari Koto Taratak.

Sentra gambir yang dibangun di atas lahan seluas 8.626 M2 itu mampu mengolah hingga 2 ton daun gambir setiap hari. Adapun produk turunan yang dihasilkannya antara lain getah kering, tenin, katechin dan teh gambir.

"Harga jualnya tentu relatif lebih tinggi jika dibandingkan hanya menjual daun. Dengan begitu petani dapat menikmati nilai lebih," jelas Rafna.

Menurutnya produk yang dihasilkan tidak hanya layak untuk pasar domestik, tapi juga berorientasi ekspor. Sejumlah eksportir telah menjajaki kerjasama sama perdagangan produk yang dihasilkan.

Karena itu saat ini pihaknya sedang menyiapkan regulasi soal mekanisme pengelolaan sentra gambir serta kelembagaan yang cocok, karena ia merupakan barang milik daerah.

"Ya, sekarang sedang berproses. Kami telah koordinasi dengan KPKNL dan BPKP terkait regulasinya. Mudah-mudahan dalam waktu dekat rampung," tuturnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik total luas perkebunan gambir di Pesisir Selatan pada 2023 mencapai 10.480 Hektare, atau naik dari tahun sebelumnya yang hanya 10.331 Hektare.

Dari jumlah itu terbesar ada pada Kecamatan Sutera, dengan luas 4.107 Hektare. Kemudian Kecamatan Koto XI Tarusan, 3.919 Hektare dan selanjutnya Kecamatan Batang Kapas dengan luasan 1.505 Hektare. (Antara)

Load More