SuaraSumbar.id - Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan bahwa para pemimpin negara-negara industri Kelompok Tujuh (G7) harus bersama-sama mencegah Rusia menggunakan senjata nuklir di Ukraina.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kishida setelah menghadiri konferensi tingkat tinggi (KTT) darurat G7 secara daring.
Para pemimpin G7 berkumpul saat Moskow meluncurkan salah satu serangan rudal terbesar di Ukraina sejak invasi pada akhir Februari 2022 sebagai pembalasan atas serangan akhir pekan lalu di jembatan Kerch yang menghubungkan Rusia dengan Krimea.
Rusia menuduh Ukraina sebagai dalang dibalik serangan di jembatan tersebut.
Baca Juga: NATO Bersiap Hadapi Kekuatan Nuklir Rusia, Tegas Minta Negara Anggota Waspada Serangan
Setelah pertemuan virtual G7 pada Selasa, Kishida mengatakan kepada wartawan bahwa negara-negara G7 menegaskan bahwa serangan Rusia di Ukraina "tidak dapat dibenarkan" dan mereka setuju untuk memperkuat kerja sama dalam mengatasi agresi Moskow terhadap Kiev.
Rusia mengatakan serangan rudal pada Senin (10/10) terhadap Kiev dan kota-kota Ukraina lainnya menargetkan fasilitas militer dan energi, sementara Ukraina mengatakan setidaknya 14 warga tewas di seluruh negeri akibat serangan rudal itu.
Pada September, Putin mendeklarasikan pencaplokan empat wilayah Ukraina yang didudukinya atau sekitar 15 persen dari wilayah Ukraina.
Pencaplokan itu dilakukan setelah Moskow mengklaim penduduk lokal memilih untuk bergabung dengan Rusia melalui sebuah referendum.
Namun, Ukraina dan negara-negara Barat mengecam referendum itu dan menganggapnya sebagai tidak sah.
Baca Juga: PM Jepang Fumio Kishida Positif Covid-19, Simak Gejala Covid-19 untuk Lansia
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengambil bagian dalam pertemuan virtual G7 itu beberapa hari setelah Jepang membuka kembali Kedutaan Besar Jepang di Kiev pada Rabu lalu (5/10) setelah sempat tutup selama tujuh bulan karena invasi Rusia.
Enam negara G7 lainnya -- Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia dan Amerika Serikat -- juga memulai kembali operasi diplomatiknya di Ukraina pada awal tahun ini. (Antara/OANA-Kyodo)
Berita Terkait
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 10 HP Midrange Terkencang Versi AnTuTu Maret 2025: Xiaomi Nomor 1, Dimensity Unggul
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Comeback Sempurna, Persib Bandung Diambang Juara
-
RESMI! Stadion Bertuah Timnas Indonesia Ini Jadi Venue Piala AFF U-23 2025
-
Jenazah Anak Kami Tak Bisa Pulang: Jerit Keluarga Ikhwan Warga Bekasi yang Tewas di Kamboja
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
Terkini
-
Banun Kinantan, Nama Bayi Harimau Sumatera yang Lahir di TMSBK Bukittinggi!
-
Klik Link DANA Kaget Aktif Hari Ini, Waspada Jebakan Penipu dan Ini Cara Amannya!
-
Kapan Tol Padang-Sicincin Beroperasi Penuh? Ini Jawabannya
-
DANA Kaget 18 April 2025: Siapa Cepat Dia Dapat, Klaim Saldo Gratis Sekarang!
-
Wacana Sumatera Barat Jadi Daerah Istimewa Minangkabau Menguat Lagi, Ini Alasan dan Dasarnya!