Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Kamis, 06 Oktober 2022 | 18:36 WIB
ilustrasi pembunuhan. [Envato Elements]

SuaraSumbar.id - Seorang anak laki-laki berusia enam tahun dibunuh oleh dua pemuda di Koloni Lodhi Delhi, India, pada Sabtu malam akhir pekan lalu.

Dikutip dari India Today, Kamis (6/10/2022), kedua terdakwa diduga membunuh anak di bawah umur dengan menggorok lehernya.

Tak hanya itu, pengakuan menakutkan mereka kepada polisi tidak kurang dari mengejutkan publik India.

Polisi Delhi menangkap dua orang dan keduanya telah diinterogasi tentang pembunuhan bocah itu.

Baca Juga: Bapak dan Anak Jadi Pelaku Pembunuhan Sekeluarga, Korban Dikubur di Septic Tank

Menurut polisi, terdakwa membawa anak itu ke markas pasukan polisi cadangan pusat alias CRPF, yang sedang dibangun dan membunuhnya di tempat tersebut.

Terdakwa telah diidentifikasi sebagai Jai Kumar dan Amar Kumar, dan keduanya ditangkap oleh personel CRPF.

Insiden itu terungkap setelah penjaga keamanan gedung menghubungi ruang kendali polisi.

Sekjumlah interogasi mengungkapkan bahwa terdakwa tidak mengaku bersalah dalam kejahatan tersebut.

Bahkan, para pelaku mengatakan bahwa 'Tuhan' telah memintanya untuk melakukan pembunuhan terhadap anak tersebut.

Baca Juga: LPSK Sebut Bharada E Siap Hadir Langsung di Persidangan, Bukti Komitmen Ungkap Perkara

Terdakwa mengatakan, bahwa ketika dia sedang berdoa di malam hari pada hari Sabtu, Tuhan telah memintanya untuk melakukan pembunuhan terhadap bocah itu.

Terdakwa yang ditangkap, Vijay, mengatakan kepada polisi bahwa dia melakukan pembunuhan itu setelah 'Bhole Baba' memintanya untuk mengorbankan anak itu, setelah itu dia melakukan kejahatan itu.

Juga, penyelidikan mengungkapkan bahwa terdakwa mengenal anak itu sebelumnya. Tampaknya anak itu sedang menuju kembali ke rumahnya ketika terdakwa menghentikannya dan menggorok lehernya saat mereka mabuk.

Terdakwa bekerja sebagai buruh di gedung markas CRPF dengan ayah dari anak yang meninggal, menurut polisi.

Juga, terdakwa tidak memiliki permusuhan atau persaingan dengan keluarga almarhum.

Kontributor : Rizky Islam

Load More