Anies Dikabarkan Terlibat Korupsi 40 Triliun, Begini Faktanya

SuaraSumbar.id - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dikabarkan terlibat korupsi Rp 40 triliun. Informasi itu disebarkan melalui video oleh kanal bernama Johannes Liong di YouTube.

Dalam foto thumbnail yang digunakan di video tersebut, terlihat potret sosok Anies yang seolah tengah melihat barang bukti yang dipajang penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Begini narasi yang dituliskan dalam thumbnail serta judul video tersebut.

"Korupsi 40 Triliun, Anies Terlibat. Tonton sekarang! Terbongkar OTT KPK dibalik keterlibatan Anies Baswedan, Ahok bongkar ulama palsu"

Baca Juga: Pengakuan Peserta Aksi FPI Palsu yang Dukung Anies Baswedan Maju Capres; Dibayar Rp150 Ribu oleh Orang Bernama Edi

Benarkah informasi tersebut?

Mengutip Suara.com, klaim Anies Baswedan terlibat korupsi sebanyak Rp 40 triliun adalah salah atau tidak benar.

Kabar yang diutarakan oleh kanal Johannes Lim tersebut dinyatakan tidak berdasar.

Faktanya, hingga saat ini tidak ada satupun informasi resmi serta valid mengenai sosok Gubernur DKI Jakarta yang terlibat korupsi tersebut.

Setelah tim medcom.id melakukan pengecekan dalam video berdurasikan 29 menit 32 detik itu, isi rekaman video tidak ditemukan sama sekali pernyataan pihak berwenang mengenai hal itu.

Baca Juga: Tak Diperlihatkan Wajahnya, Siapa Calon Menantu Anies Baswedan?

Lebih lanjut, pernyataan Anies terlibat korupsi Rp 40 triliun itu sampai membuat bingung warganet karena informasi tersebut dianggap tidak jelas.

"Yang korupsi Rp 40 triliun itu siapa? Kalau cepat diproses ditersangkakan segera. Dan kalau tidak terbukti yang memfitnah segera dijebloskan," tulis warganet di kolom komentar.

Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan di atas, maka kabar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terlibat korupsi mencapai Rp 40 triliun adalah salah.

Informasi yang telah tersebar tersebut masuk ke dalam kategori false connection atau koneksi yang salah.

Catatan Redaksi:
Artikel ini merupakan bagian dari konten Cek Fakta Suara.com. Dibuat seakurat mungkin dengan sumber sejelas mungkin, namun tidak mesti menjadi rujukan kebenaran yang sesungguhnya (karena masih ada potensi salah informasi). Lebih lengkap mengenai konten Cek Fakta bisa dibaca di laman ini. Pembaca (publik) juga dipersilakan memberi komentar/kritik, baik melalui kolom komentar di setiap konten terkait, mengontak Redaksi Suara.com, atau menyampaikan isu/klaim yang butuh diverifikasi atau diperiksa faktanya melalui email cekfakta@suara.com.