SuaraSumbar.id - Populasi Harimau Sumatera yang hidup di wilayah hutan Sumatera Barat (Sumbar) kurang dari 200 ekor. Menurut BSKDA Sumbar, jumlah tersebut berdasarkan data pendekatan daya tampung habitat yang terdiri dari dua landscape.
Kepala BKSDA Sumbar, Ardi Andono mengatakan, landscape besar terbentang dari Taman Nasional Kerinci Seblat hingga ke Suaka Margasatwa Bukit Barisan. Di wilayah tersebut, tercatat sekitar 70 hingga 100 ekor harimau.
Sedangkan untuk landscape yang terbentang dari Cagar Alam Maninjau hingga ke Batang Gadis, tercatat sekitar 100 ekor.
"Data itu hutannya menyambung ke Sumatera Utara dan Jambi. Kadang ada yang datang dari luar Sumbar, namun masuk wilayah Sumbar dan datang dari Sumbar, namun masuk ke wilayah luar Sumbar," katanya dikutip dari Covesia.com - jaringan Suara.com, Selasa (26/4/2022).
Menurut Ardi, harimau betina mampu melahirkan keturunan ketika berumur lima tahun. Harimau mampu melahirkan anak dua ekor, namun mayoritas hanya satu ekor.
"Harimau jantan dewasa jarang sekali ke luar dari hutan, kecuali tahun 2021 namun tidak jantan dewasa hanya anaknya, diduga tertingal induk dan kita selamatkan," katanya.
Sementara itu, harimau betina akan sering keluar hutan ketika hendak melahirkan dengan tujuan menjauhi harimau jantan.
"Apabila dekat dengan harimau jantan berkemungkinan besar anaknya akan dimangsa dengan tujuan agar dapat mengawini harimau betina," katanya.
Di sisi lain, BKSDA Sumbar juga menyoroti kematian harimau yang terkena jerang seling di Aceh. pada Minggu (24/4/2022) lalu.
Baca Juga: Pria Ini Tawarkan Wanita Muda ke Pria Hidung Belang, Endingnya Begini
BKSDA Sumbar meminta masyarakat untuk tidak memasang jerat di perkebunan dengan alasan apapun. Sebab, jerat dapat membahayakan satwa yang dilindunggi itu.
"Jangan memasang jerat dengan alasan apapun, terutama mengunakan seling karena dapat menyebabkan putus kaki hewan yang terjerat. Bisa jadi yang dijerat bukan harimau, tetapi yang kena harimau atau hewan dilindungi lainnya," katanya.
Di lihat dari sosial budaya masyarakat Minangkabau sampai sekarang masih percaya bahwa harimau tersebut adalah "Inyiak", sehingga budaya berburu dan memasang jerat jarang ditemukan di Sumbar.
"Kasus memasang jerat pada masyarakat Sumbar tidak ditemukan serta harimau juga tidak menganggu aktivitas manusia," katanya.
"Harimau itu akan menyerang manusia jika kehidupannya diganggu, bahkan di Agam pada bulan Januari lalu kita evaluasi harimau yang sudah satu hari diperkampungan tidak menyerang manusia, hanya beberapa hewan ternak saja," katanya lagi.
Tag
Berita Terkait
-
Mudik Lebaran 2022 Melonjak, Jalur Udara Menuju Sumbar Diprediksi Meningkat 50 Persen
-
Tiga Ekor Harimau Sumatera Mati Kena Jerat
-
Terjadi Lagi, Harimau Betina dan Jantan Mati Terjerat Kawat Seling
-
Dua Harimau Sumatera Ditemukan Mati di Aceh, Begini Kata Polisi
-
Kena Jeratan Babi, Harimau Sumatera Jantan dan Betina Ditemukan Mati di Hutan Pedalaman
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Heboh! 5 Link ShopeePay Gratis Tersebar, Kesempatan Dapat Rp2,5 Juta Cuma Sekali Klik
-
Ibu Muda Buang Bayinya yang Terpotong 3 Bagian di Bukittinggi Ditangkap
-
Resep Perkedel Jagung Renyah, Gurih, Camilan Simpel Favorit Keluarga!
-
Resep Sambel Tempe Kemangi: Pedas dan Bikin Nambah Nasi Terus!
-
Bayi Diduga Baru Lahir Ditemukan di Bukittinggi, Kondisi Terpotong-potong