Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Kamis, 31 Maret 2022 | 14:15 WIB
Koordinator Keuangan BNPT Syaiful Rachman. [Dok.Antara]

SuaraSumbar.id - Indeks potensi radikalisme di kalangan perempuan cenderung lebih tinggi. Hal ini terungkap berdasarkan hasil survei yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tahun 2020.

"Merujuk pada hasil survei oleh BNPT 2020, indeks potensi radikalisme cenderung lebih tinggi di kalangan perempuan," kata Koordinator Keuangan BNPT, Syaiful Rachman, Kamis (31/3/2022).

Selain perempuan, tambahnya, potensi radikalisme juga cenderung tinggi pada kaum urban, generasi muda, baik Generasi Z maupun milenial, serta mereka yang aktif di internet dan media sosial.

"Artinya, keempat entitas tersebut harus diwaspadai dan terus menjadi sasaran utama dalam melakukan kontraradikalisme dan peningkatan daya tanggal, karena mereka cukup rentan terhadap terpaan radikalisme," katanya dalam acara bertemakan "Perempuan Top Viralkan Perdamaian".

Baca Juga: Waspada! BNPT Bongkar Kelompok Ini Jadi Induk Idelologi Gerakan Terorisme di RI

Dalam konteks tersebut, lanjutnya, tidak dapat dipungkiri bahwa posisi perempuan sangat vital dalam keluarga bahkan dalam kehidupan masyarakat secara lebih luas.

"Perempuan memiliki peran strategis dalam membentengi keluarga dan masyarakat dari segala bentuk penyebaran dan ajakan kelompok radikalisme, terorisme," jelasnya.

Perempuan, dengan kapasitas sebagai istri, bisa menjadi pasangan suami dalam membahas berbagai hal termasuk mengenai pemahaman agama.

"Dengan peran seperti itu, maka perempuan bisa menjadi filter awal atau pendeteksi awal dari setiap kejanggalan yang ditemukan dalam keluarga masing-masing," katanya. (Antara)

Baca Juga: NII Punya Pesantren untuk Tanamkan Doktrin Anti-Pancasila, BNPT: Berpotensi Lakukan Kekerasan dan Teror

Load More