SuaraSumbar.id - Nagari Maek atau Mahat di Kecamatan Bukit Barisan, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, dijuluki sebagai nagari seribu menhir. Julukan tersebut disematkan lantaran banyaknya menhir di daerah tersebut.
Istilah menhir diambil dari bahasa Keltik, dari kata men yang berarti batu dan hir berarti panjang. Dengan begitu, menhir adalah batu panjang.
Menhir di nagari Maek ini diperkirakan telah ada sejak 6.000 tahun sebelum masehi. Sampai hari ini, keaslian menhir-menhir tersebut masih terjaga. Uniknya, semua menhir di nagari tersebut menghadap ke arah matahari terbit.
"Berdasarkan penelitian sejarahwan, diperkiraan menhir tersebut telah ada sejak 6.000 atau 4.000 tahun sebelum masehi," kata Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) Maek, Efrizal Hendri Dt.Patiah, dikutip dari Covesia.com - jaringan Suara.com, Selasa (22/3/2022).
Bagi masyarakat Maek, menhir sendiri disebut dengan batu mejan atau batu nisan yang terdapat pada beberapa jorong, seperti jorong Kototinggi, Ronah, Koto Gadang, Ampang Godang.
"Yang paling banyak terdapat di Jorong Kototinggi, namun Menhir juga tersebar di beberapa jorong lainnya," jelasnya.
Saat ini, masyarakat hanya menganggap menhir sebagai peningalan megalitikum, bukan untuk hal-hal mistis. "Hingga kini masyarakat tidak pernah mengganggap Menhir sebagai hal mistis," sebut dia.
"Pengelolaan masih kurang maksimal, kami perlu berbenah ke depannya agar pengunjung makin banyak," katanya lagi.
Sementara itu, juru pelihara megalit maek dari Balai Pelestarian Cagarbudaya (BPCB) Sumatera Barat mengatakan, semua Menhir di Maek pada umumnya berada pada tempat ketingian dan semuanya menghadap ke arah matahari terbit.
Baca Juga: 46 Kendaraan Ditilang Polres Limahpuluh Kota dalam Operasi Keselamatan Singgalang
"Semuanya menghadap ke arah matahari terbit, sehingga waktu itu disebut sebagai tanda kepercayaan," sebutnya.
Sebagian menhir tersebut ada yang ditemukan kerangka manusia, sehingga dikenal juga sebagai tanda makam. "Masyarakat juga mengenalnya sebagai tanda makam," sebut dia.
"Ukuran terbesar terdapat di Lokasi di Atas Kampuang, Jorong Koto Gadang dengan tinggi 3 m dan tebal 60 cm," sebutnya.
Untuk para wisatawan yang berkunjung akan didampingi pemandu. "Nantinya pemandu akan memperkenalkan sejarah dari Menhir di Maek," katanya.
Berita Terkait
-
Heboh Video Oknum Polisi Pukuli Sopir Truk di Limapuluh Kota, Ini Kronologinya
-
Ditumbangkan Persikutim, Pelatih Gasliko Limapuluh Kota Kecewa dengan Wasit
-
Fokus Latihan, Gasliko Limapuluh Kota Optimis Incar Kemenangan Kedua di Liga 3 Nasional
-
Laga Perdana Liga 3 Nasional, Gasliko Limapuluh Kota Menang 2-0 dari Benteng HB
-
Gasliko Limapuluh Kota Optimis Berlaga di Liga 3 Nasional
Terpopuler
- 7 Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Sports Station, Mulai Rp100 Ribuan
- Petugas Haji Dibayar Berapa? Ini Kisaran Gaji dan Jadwal Rekrutmen 2026
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
Pilihan
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
Terkini
-
Gubernur Sumbar Surati Semua Kepala Daerah Terdampak Bencana, Percepat Penanganan dan Siaga Total!
-
Kronologi Warga Agam Hanyut Terseret Arus Batang Antokan, Pencarian Terkendala Air Deras!
-
Sampai Kapan Cuaca Ekstrem di Sumbar? BMKG Ungkap Fakta Mengejutkan, Warga Diminta Waspada!
-
Rumah Warga Hanyut Terseret Luapan Batang Masang Pasaman Barat, 10 Kecamatan Diterjang Bencana!
-
Warga Dilarang Tinggal di Kawasan Longsor Ngarai Sianok, Wako Bukittinggi: Lokasinya Sudah Genting!