SuaraSumbar.id - Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, ribut dengan staf khusus atau stafsus Menteri BUMN, Arya Sinulingga. Hal ini dipicu lantaran Ahok membongkar dan mengkritik banyak kontrak BUMN yang merugi.
Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PKS, Mulyanto, ikut berkomentar soal kehebohan tersebut. Menurutnya, Ahok tidak perlu banyak bicara, namun lebih banyak bekerja.
Menurut Mulyanto, sebagai Komisaris Utama, Ahok harusnya bisa membantu Pertamina mencari jalan ke luar atas masalah yang dihadapi bukan malah memperkeruh suasana dengan bicara sembarangan.
Mulyanto menuturkan, komisaris ikut bertanggung jawab atas kinerja perusahaan yang dipimpinnya. Jika beberapa waktu lalu Presiden memarahi Direktur Utama Pertamina, maka sama artinya Presiden sedang memarahi Dewan Komisaris pula.
Baca Juga: Ramai-Ramai Sindir Ahok, PKS: Sama-Sama Ditegur Jokowi
“Ahok harusnya paham dengan sistem tanggung renteng dalam pengelolaan perusahaan negara ini. Bukan malah bicara seolah dirinya bukan bagian dari Pertamina. Sebagai komisaris utama Ahok harusnya banyak bekerja bukan malah banyak bicara. Dia tidak bisa lepas tangan dengan kondisi Pertamina sekarang,” katanya, dikutip dari Hops.id - jaringan Suara.com, Selasa (30/11/2021).
Mulyanto mengingatkan, Pertamina saat ini punya tugas berat untuk menekan impor BBM, termasuk gas LPG yang selama ini menyumbang signifikan bagi defisit transaksi perdagangan, khususnya sektor migas.
“Pertamina juga harus melaksanakan transformasi pemanfaatan energi fosil menjadi energi yang lebih bersih melalui strategi transisi energi. Jadi ketimbang bising di media atau berpolemik dengan kementerian BUMN, yang merupakan induknya, Ahok lebih baik fokus mendorong pembangunan kilang GRR Tuban,” ujar Mulyanto.
Sebelumnya, Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga menyampaikan kritik pedas pada Komisaris Utama PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Hal itu merupakan buntut dari pernyataan Ahok yang secara blak-blakan membongkar banyaknya kontrak di BUMN yang merugikan.
Baca Juga: Reshuffle Kabinet Santer Dibahas, Pengamat Bicara soal Peluang Ahok
"Banyak kontrak di BUMN yang merugikan BUMN, termasuk di Pertamina. Itu yang saya marah, ini lagi kita koreksi. Kenapa kontrak-kontrak ini menguntungkan pihak lain?" jelas Ahok dalam kanal YouTube miliknya.
Ahok juga menyebut hal itu diperparah dengan adanya dugaan direksi yang kongkalikong dengan oknum BPK. Menurutnya, para direksi atau dirut yang melakukan hal demikian seharusnya dipecat.
"Mungkin Anda terlindungi oknum BPK, tidak ada kerugian kali atau dikatakan cuma salah bayar atau kelebihan bayar, mungkin. Tapi, kalau saya, pasti Anda saya proses," tegas Ahok.
Menanggapi hal itu, Arya Sinulingga menyebut bahwa ada kemungkinan bahwa Ahok tak mengikuti perkembangan BUMN. Menurutnya, sudah banyak kasus di BUMN yang dibawa ke ranah hukum.
"Makanya kami agak bingung Pak Ahok ini mungkin tidak mengikuti perkembangan di BUMN ya. Seperti kasus-kasus lah misalnya, berapa banyak itu direksi kami laporkan, direksi Asabari kami laporkan, direksi Jiwasraya kami laporkan," tegas Arya Sinulingga.
Arya menyentil Ahok yang menjabat sebagai Komisaris Utama (Komut) tapi bertindak seperti Direktur Utama (Dirut).
"Jangan sampai Pak Ahok ini di Pertamina jadi komisaris berasa direktur begitu. Komut rasa Dirut tuh. Jangan. Harus tahu batasan-batasannya," tegas Arya Sinulingga.
Arya lantas meminta Ahok untuk lebih banyak belajar hal-hal yang sedang dilakukan oleh BUMN. Ia mengingatkan Ahok agar tak tertinggal update terkini.
"Kami berharap ke depan Pak Ahok makin banyak nih belajar apa yang sedang dilakukan BUMN, jangan sampai Pak Ahok sebagai Komut ketinggalan kereta," ungkapnya.
Berita Terkait
-
Anies-Ahok Paling Dikagumi dan Relawannya Lebih Militan, Dukungan Jokowi ke Ridwan Kamil Dinilai Minim Efek
-
Pramono-Rano Bakal Gelar Kampanye Akbar di Stadion Madya, Anies dan Ahok Kemungkinan Hadir
-
Momen RK Serang Pramono Saat Debat Pilkada, Singgung Ideologi PDIP Hingga Sebut Ahok Gubernur Suka Gusur Warga
-
Tampil Berbeda di Debat Terakhir, Ridwan Kamil: Gubernur Paling Banyak Menggusur Pak Ahok
-
Dulu Berseteru, Pramono Bersyukur Bisa 'Damaikan' Anak Abah dan Ahokers di Pilkada Jakarta
Terpopuler
- Kejanggalan LHKPN Andika Perkasa: Harta Tembus Rp198 M, Harga Rumah di Amerika Disebut Tak Masuk Akal
- Marc Klok: Jika Timnas Indonesia Kalah yang Disalahkan Pasti...
- Niat Pamer Skill, Pratama Arhan Diejek: Kalau Ada Pelatih Baru, Lu Nggak Dipakai Han
- Datang ke Acara Ultah Anak Atta Halilintar, Gelagat Baim Wong Disorot: Sama Cewek Pelukan, Sama Cowok Salaman
- Menilik Merek dan Harga Baju Kiano saat Pesta Ulang Tahun Azura, Outfit-nya Jadi Perbincangan Netizen
Pilihan
-
Komersialisasi Bandara IKN Tunggu Revisi Perpres 131/2023, Kata Wamenhub Suntana
-
Tim Resmob Tangkap Pelaku Pembunuhan Tragis di Morowali yang Kabur ke Kaltim
-
Potret Nadia Raysa Mantan Marselino Ferdinan: IG-nya Diserbu Penggemar Usai Menang Lawan Arab
-
Harga Emas Antam Terbang Tinggi Jelang akhir Pekan, Tembus Rp1.520.000/Gram
-
Dinilai Hina Janda, Ridwan Kamil Kena Semprot Susi Pudjiastuti: Mau Omong Apa?
Terkini
-
Kabag Ops Tembak Mati Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, Kapolda Sumbar: Korban Ditembak Jarak Dekat!
-
Polres Pariaman Ungkap Pemilik Ganja 11,7 Kilogram, Pelaku Ternyata Narapidana Narkoba
-
Rendang Diusulkan Jadi Warisan Budaya UNESCO, Ini Kata Kementerian Kebudayaan
-
Kantor MUI Sumbar Dibangun di Kawasan Masjid Syekh Khatib Al Minangkabawi, Bangunan 5 Lantai Senilai Rp 24 Miliar
-
Plt Gubernur Sumbar Soroti Daerah Rawan Konflik di Pilkada 2024: Bisa Menghambat Pemilihan!