SuaraSumbar.id - Duta Besar Prancis untuk Australia, Jean-Pierre Thebault menyebut Australia menipu lantaran membatalkan tiba-tiba kesepakatan multi-miliar dolar dengan Paris untuk membangun armada kapal selam.
Hal itu dinyatakannya pada Rabu (3/11/2021). Mengutip Suara.com, Reuters melaporkan, Theubault juga menyebut pembatalan yang dilakukan oleh Australia merupakan tindakan yang “menusuk dari belakang”.
“Penipuan tersebut disengaja,” kata Thebault kepada media di Canberra.
“Dan karena ada jauh lebih banyak yang dipertaruhkan daripada menyediakan kapal selam, karena itu adalah kesepakatan bersama tentang kedaulatan, disegel dengan transmisi data yang sangat rahasia. Bagaimana hal itu ditangani justru menusuk dari belakang.”
Baca Juga: Batalkan Kesepakatan soal Kapal Selam, Duta Besar Prancis Tuding Australia Penipu
Australia pada September 2021 membatalkan kesepakatan dengan Grup Angkatan Laut Prancis, sebagai gantinya memilih untuk membangun setidaknya 12 kapal selam bertenaga nuklir dalam kesepakatan dengan Amerika Serikat dan Inggris.
Aliansi baru, yang dijuluki AUKUS, dirancang untuk memberi Australia akses ke kapal selam bertenaga nuklir untuk pertama kalinya.
Keputusan itu telah menyebabkan keretakan bilateral yang besar antara Prancis dan Australia, dengan Prancis sempat menarik duta besarnya dari Australia dan Amerika Serikat sebagai bentuk protes.
Thebault kembali ke Canberra bulan lalu dan pidatonya pada Rabu (3/11/2021) merupakan pertama kalinya dia berbicara secara terbuka tentang hubungan bilateral.
“Ini bukan hal yang dilakukan antar mitra – apalagi antar teman,” kata Thebault yang menambahkan bahwa pemerintah Prancis tidak memiliki keluhan terhadap rakyat Australia.
Baca Juga: Bak Roket, Intip Momen Gol Berkelas Wahbi Khazri dari Jarak 60 Meter di Ligue 1 Prancis
Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Minggu (31/10/2021) juga sempat mengatakan bahwa Perdana Menteri Australia Scott Morrison telah berbohong kepadanya tentang niat Canberra.
Berita Terkait
-
Hasil Penelitian Universitas Monash Australia: Pilkada Aceh Paling Banyak Ujaran Kebencian, Sumbar Terendah
-
Nasib di Tangan Sendiri, Timnas Indonesia Bisa Lolos Langsung Piala Dunia 2026 dengan Cara Ini
-
Jadi Lawan Timnas Indonesia Selanjutnya, Pelatih Australia: Kami Harus...
-
Absen Lawan Australia, Posisi Justin Hubner akan Digantikan Elkan Baggott?
-
Australia Bikin RUU Larangan Media Sosial untuk Anak di Bawah 16 Tahun, Jika Dilanggar Dendanya Mencapai Rp500 Miliar
Terpopuler
- Agus dan Teh Novi Segera Damai, Duit Donasi Fokus Pengobatan dan Sisanya Diserahkan Sepenuhnya
- Bukti Perselingkuhan Paula Verhoeven Diduga Tidak Sah, Baim Wong Disebut Cari-Cari Kesalahan Gegara Mau Ganti Istri
- Bak Terciprat Kekayaan, Konten Adik Irish Bella Review Mobil Hummer Haldy Sabri Dicibir: Lah Ikut Flexing
- Bau Badan Rayyanza Sepulang Sekolah Jadi Perbincangan, Dicurigai Beraroma Telur
- Beda Kado Fuji dan Aaliyah Massaid buat Ultah Azura, Reaksi Atta Halilintar Tuai Sorotan
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP 5G Rp 4 Jutaan Terbaik November 2024, Memori Lega Performa Handal
-
Disdikbud Samarinda Siap Beradaptasi dengan Kebijakan Zonasi PPDB 2025
-
Yusharto: Pemindahan IKN Jawab Ketimpangan dan Tingkatkan Keamanan Wilayah
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Chipset Snapdragon, Terbaik November 2024
-
Kembali Bertugas, Basri-Najirah Diminta Profesional Jelang Pilkada Bontang
Terkini
-
Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Kapolda Sumbar: Motif Biar Dibuktikan di Persidangan
-
Kapolda Sumbar Kembali Tegaskan AKP Dadang Tak Ganguan Mental: Sudah Mau Makan!
-
Masa Tenang Pilkada 2024, KPU Sumbar Larang Aktivitas Kampanye dan Survei
-
Bawaslu Agam Tertibkan APK di Masa Tenang Pilkada 2024
-
Kasus Penembakan Kasat Reskrim Solsel, Walhi Sebut Momen Berantas Kejahatan Lingkungan