Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Senin, 25 Oktober 2021 | 09:15 WIB
Proses membantik di sanggar produksi Batik Tulis Salingka Tabek. [Dok.Istimewa]

“Program ini diharapkan agar produk-produk IKM nasional memiliki kualitas yang bisa berdaya saing global, dengan memanfaatkan platform digital yang ada seperti e-commerce, website dan media sosial,” kata Reni, dikutip dari Suara.com pada Minggu (24/10/2021).

Sejak tahun lalu, program e-Smart IKM menjadi bagian dari Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.

Gernas BBI merupakan sebuah gerakan nasional sebagai bentuk dukungan terhadap industri/produk dalam negeri.

“Kampanye Gernas BBI yang intens dilakukan pemerintah juga bertujuan meningkatkan UMKM/IKM onboarding di plaform digital, dengan target sebanyak 30 juta UMKM/IKM onboarding pada tahun 2023,” katanya.

Baca Juga: Fantastis, Di 2020 Transaksi e-Commerce Indonesia Capai Rp 266,3 Triliun

Keniscayaan Digitalisasi

Digitalisasi UMKM sepertinya sudah menjadi harga mati, lebih-lebih di tengah pandemi Covid-19. Hal ini terlibat dari dukungan penuh pemerintah pusat hingga ke daerah. Pemprov Sumbar pun juga telah menyatakan komitmennya untuk mendukung digitalisasi UMKM.

Jumlah UMKM di Sumbar yang terdata kini mencapai 590 ribu unit. Beragam macam usahanya. Mulai dari kuliner, pakaian, produk olahan kopi, teh, dan sebagainya. Namun, masih banyak dari ratusan ribu UMKM tersebut yang belum maksimal memanfaatkan dunia digital untuk mempromosikan produknya.

Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldi mengatakan, di era revolusi industri 4.0, perkembangan teknologi digital menjadi kunci pertumbuhan ekonomi. Dengan kata lain, pelaku usaha juga dituntut memanfaatkan teknologi digital sebagai sarana meningkatkan promosi dan pemasaran.

"Strategi marketing menggunakan SEO berhubungan dengan timbulnya brand awareness. Apabila konsumen sudah aware dengan produk atau jasa yang kita ditawarkan, pastinya akan berkesinambungan dengan peningkatan penjualan," kata Audy saat menjadi keynote speaker di acara Talkshow Digital Marketing, beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Transaksi Daring Capai Rp266 Triliun, Bukti Orang Indonesia Gemar Belanja Online

Menurutnya, teknologi kini telah selaras dengan UMKM, baik usaha kecil maupun usaha rumah tangga. Esensi 4.0 menyebabkan segala sesuatu terkoneksi dengan internet.

"Pandemi berdampak pada percepatan digitalisasi di Indonesia. Jika sebelumnya usaha bergerak secara konvensional dimana proses jual beli lebih terarah pada proses tatap muka atau mengandalkan media TV, radio, koran, majalah, brosur atau flyer. Dengan adanya digitalisasi proses tersebut bergeser dengan memanfaatkan berbagai platform media sosial. Mungkin empat tahun ke depan seluruh lini bisnis sudah digital," katanya.

Audy juga kerap membantu mempromosikan produk pelaku UMKM di Sumbar lewat Instagram pribadinya yang berjumlah 44 ribu lebih pengikut. Menurutnya, cara sederhana itu, setidaknya bisa mengenalkan produk pelaku usaha di Sumbar kepada netizen yang tersebar di nusantara.

Selain itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) juga fokus mendorong pelaku UMKM bangkit setelah porak-poranda dilanda Covid-19. Salah satu caranya adalah dengan menghadirkan Forum Ekonomi Digital Kominfo.

Menteri Kominfo Johnny Gerard Plate mengatakan, pelaku UMKM perlu mendapatkan dukungan nyata. Caranya yakni dengan mengalihkan kegiatan dagangnya melalui platform digital atau melalui ruang digital. Melalui ruang digital, potensi cakupan dagang menjadi lebih besar dibandingkan konvensional.

"Daya jangkau online menembus batas wilayah daerah, bahkan bisa mencapai negara lain," katanya, dikutip dari laman resmi Diskominfo Sumbar.

Load More