SuaraSumbar.id - Sejumlah platform data terbuka kini memudahkan kerja jurnalistik. Apalagi, produk jurnalistik hari ini dituntut berbasis data.
Global Forest Watch (GFW) merupakan salah satu platform yang menyajikan data-data spasial. Penyajian datanya bersifat hampir seketika atau near real time. Citra satelit yang jika digunakan secara bersama-sama dapat mendeteksi aktivitas ekspliotasi hutan.
“Berbagai fitur platfom ada penyesuaian karena menyesuaikan dengan wali data yang dipergunakan, jurnalis juga bisa mamanfaatkan data instansi lainnya, seperti kementerian kehutanan setempat,” kata Zuraidah Said, Koordinator Global Forest Watch WRI dalam Workshop & Kompetisi Jurnalistik : “Memanfaatkan Platform Global Forest Watch untuk Memantau SDA dan Hutan Indonesia”, yang berlangsung selama dua hari, (12-13/10/2021).
Workshop virtual ini khusus diperuntukkan bagi 15 jurnalis dari Aceh hingga Papua yang lolos seleksi. Para jurnalis dari berbagai media massa itu berkesempatan belajar membaca data dan analisis dengan menggunakan platform Global Forest Watch dan pendampingan dari tim Global Forest Watch.
“Di platform Global Forest Watch dikenalkan bagaimana mengenal berbagai fitur yang disajikan pada dashboard, hingga mendapatkan data dan info grafisnya,” katanya.
Tersedianya data sumber daya alam dan lahan di platform GFW tentunya dapat menjadi sumber informasi status terkini kondisi sumber daya alam dan hutan di Indonesia.
Data dari platform ini sangat penting untuk mendukung kebutuhan data bagi kepentingan jurnalis dan advokasi. Jurnalis dapat mengolah data dan informasi dalam bentuk narasi sehingga memudahkan publik memahami isu hutan dan sumber daya alam.
Budi Nurgianto, Pemateri dan Trainer Jurnalisme Data SIEJ dalam Workshop menyampaikan, platform ini menyajikan berbagai data terbuka yang cukup detail yang juga menarik mengenai luasan pohon, iklim dan keterangan hutan lainnya.
“Jurnalis bisa mengakses dan mengunduh data tanpa harus menyurati WRI, dan tetap menampilkan sumber datanya. Di Platform ini pun lebih menarik, karena banyak data terbuka yang disajikan, dan bisa diambil dalam bentuk yang lebih rapi,” terangnya.
Baca Juga: Seruan Penyelamatan Hutan Indonesia
Menurut Budi, ada empat tips membangun ide liputan jurnalisme data, di antaranya mampu membaca peta besar data atau data terbuka yang tersedia, membangun kontradiksi antara data, menguji statistik realitas, hingga mampu menyampaikannya dengan apik.
“Kerja-kerja jurnalisme data, ialah kerja berbasis data statistik. Cerita yang berawal dari pola-pola bacaan data, serta membangun suatu narasi atau cerita. Jurnalisme data membuat jurnalisme lebih apik, berisi dan mengalisa hipotesa awal lebih berbasis angka dan data,” lanjut Budi.
Jurnalisme data menjadi bagian mewujudkan jurnalisme yang mampu dipertanggungjawabkan pada publik. Karena itu, guna mengaplikasikanya, membutuhkan perangkat dan platform yang mendukung.
Selain itu, jurnalisme data akan mampu mempengaruhi pemangku mengambil kebijakan yang tepat.
“Bahkan, kebanyakan pemangku kebijakan tidak bisa mengelak lagi saat jurnalisme data disajikan, misalnya ada yang membuat kluster-kluster COVID-19 di sebuah sekolah guna mempengaruhi pencegahan virus pada anak-anak,” ungkapnya.
Rochimawati, Ketua The Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ) menambahkan, Setelah workshop ini selesai, ke-15 jurnalis diharapkan dapat mempraktikkan dalam kerja-kerja jurnalistiknya dengan mengangkat isu sumber daya alam dan kehutanan di wilayah kerja masing-masing.
“Harapan, ilmu ini diaplikasikan dan karya dapat dipublikasikan di media masing-masing karena SIEJ juga memberi apresiasi kepada peserta workshop dalam wujud kompetisi jurnalistik,” imbuhnya.
Kompetisi jurnalistik terbatas dengan tema “Memantau Kondisi Terkini SDA dan Hutan Indonesia” ini dibuka khusus untuk peserta workshop mulai tanggal 14 Otober – 27 Oktober 2021.
Tiga karya terbaik berdasarkan penilaian juri akan mendapatkan apresiasi masing-masing sebesar Rp 3 juta.
Pengumuman tiga karya jurnalistik pemenang kompetisi ini akan diumumkan pada tanggal 2 November 2021.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Semen Padang FC Optimistis Raih Tiga Poin Saat Hadapi PSBS Biak di Stadion Agus Salim!
-
Kota Padang Hadirkan Aplikasi Lapor Kekerasan Perempuan dan Anak, Begini Cara Lapornya!
-
Sukses Melesat! UMKM Healthcare Berkembang Berkat Program BRI Pengusaha Muda BRILiaN
-
Cuan Maksimal! Investasi SR023T3 & SR023T5 Dapat Kupon 5,95% Hingga Cashback Belasan Juta
-
Padang Bakal Bentuk Satgas Penanganan Ternak di TPA Air Dingin, Ini Alasannya