SuaraSumbar.id - Infeksi Covid-19 bisa menyebabkan komplikasi yang berbahaya pada siapa pun, termasuk anak-anak. Dokter spesialis anak dr Ni Putu Siadi Purniti Sp.A(K)., mengatakan bahwa kondisi berat tidaknya anak saat terinfeksi Covid-19 sangat dipengaruhi imunitasnya.
"Kalau kondisi berat biasanya terjadi pada anak yang memiliki penyakit dasar, terutama yang imunitas rendah. Yang dikenal multi organ sistem covid, itu bisa terjadi pada anak," kata dokter Siadi dalam siaran langsung Radio Kesehatan Kemenkes, Senin (5/7/2021).
Komplikasi itu bisa menimbulkan berbagai gejala yang dialami anak. Seperti ruam di kulit, gangguan pada organ non saluran napas, misalnya, jantung dan otak. Juga bisa berimpas pada saluran saraf lain ataupun saluran cerna.
Akan tetapi, paling sering komplikasi memang terjadi pada saluran napas. Dokter Saidi mengingatkan bahwa kondisi komplikasi itu sangat membahayakan dan pasien bisa berkembang menjadi kondisi kritis.
"Paling sering kalau ke saluran napas. Ia akan merangsang imflasi yang kita sebut sebagai badai sitokin. Jadi di paru-paru penuh dengan sitokin yaitu sel radang di paru kemudian tentu bernapas tidak baik. Bahkan apabila besar kemungkinan ada mendapatkan infeksi sekunder. Jadi bukan hanya virus menginfeksi saluran napas tapi ada bakteri juga. Ini yang sering kita lihat pada pasien Covid," paparnya.
Gejala Covid-19 pada anak secara umum sama dengan orang dewasa. Seperti adanya demam, batuk, pilek, hingga pneumonia. Dokter Siadi juga menyampaikan, bahkan anak-anak juga ada yang tidak mengalami gejala sama sekali meski telah terkonfirmasi positif Covid-19.
Hanya saja klasifikasi gejala ringan, sedang, berat bahkan kritis pada anak berbeda dengan orang dewasa. Sebab pada anak harus disesuaikan dengan usianya.
"Bagaimana kita mengklasifikasikan, yang mana kita sebut dengan gejala ringan, gejala berat, atau kita sebut dengan pneumonia yang disebabkan oleh Covid, itu yang sedikit berbeda. Misalnya dia umur berapa bagaimana kita menentukan adanya napas yang cepat. Golongannya berbeda 0 sampai 2 bulan, 1 tahun sampai 5 tahun, itu berbeda. Jadi dokter mesti tahu yang mana klasifikasikan ringan, sedang, bahkan kritis," jelasnya. (Suara.com)
Baca Juga: Anak yang Terinfeksi Covid-19 Juga Bisa Alami Komplikasi
Berita Terkait
-
38 Anak di Kota Surabaya Terpapar Covid-19, Rata-rata Tanpa Gejala
-
Diajak Nge-Mal hingga Mudik, Banyak Anak Positif Covid-19 karena Ulah Orang Tuanya
-
Waspada, Perempuan dengan Migrain Lebih Mungkin Kena Komplikasi Kehamilan
-
Covid-19 Sasar Ratusan Anak, Anies: Keluarga Hati-hati, Bermain di Rumah Saja
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Seluruh Gubernur Wajib Umumkan Kenaikan UMP 2026 Hari Ini
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
Terkini
-
5 Sunscreen Spray Praktis untuk Keluarga, Bisa untuk Anak-anak!
-
Kerusakan Infrastruktur Bencana Pasaman Barat Tembus Rp 571,3 Miliar, Ini Rincian Dampaknya
-
Sampah Kayu Banjir di Padang Disulap Jadi Energi PLTU, Wakil Ketua Komisi IV DPR Bilang Begini
-
Beruang Madu Muncul di Lokasi Banjir Bandang Agam, BKSDA Sumbar Turunkan Tim
-
UMP Sumbar 2026 Rp 3.182.955, Naik 6,3 Persen