SuaraSumbar.id - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat jumlah kematian akibat bunuh diri lebih tinggi daripada korban meninggal akibat HIV, malaria, kanker payudara, atau kematian akibat korban perang dan pembunuhan.
Data WHO pada 2019, lebih dari 700.000 orang meninggal dunia karena bunuh diri. Artinya, satu dari 100 kematian disebabkan akibat bunuh diri.
WHO mendorong agar setiap negara memiliki panduan terbaru untuk mencegah bunuh diri.
"Kita tidak bisa dan tidak boleh mengabaikan kasus bunuh diri. Setiap kasus bunuh diri adalah tragedi, mencegah bunuh diri adalah hal penting," ujar Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus dikutip dari situs WHO.
Baca Juga: WHO: 1 dari 100 Kematian di Dunia Terjadi Akibat Bunuh Diri
Ancaman bunuh diri dan risiko melakukan tindakan tersebut semakin meningkat sdi masa pandemi Covid-19, karena membuat banyak orang harus berdiam diri di rumah, kehilangan pekerjaan, dan ancaman kesehatan lainnya.
Orang muda usia 15 hingga 29 tahun, jadi kategori umur tertinggi yang melakukan bunuh diri. Bunuh diri juga menjadi penyebab kematian keempat setelah kecelakaan di jalan, TBC, dan tindak kekerasan antar orang.
Bunuh diri juga lebih banyak dilakukan lelaki dibanding perempuan. Jumlahnya 12,6 persen dari 100.000 lelaki bunuh diri, dan 5,4 persen 100.000 perempuan bunuh diri.
Sedangkan untuk perempuan, bunuh diri tertinggi terjadi pada yang berpenghasilan menengah ke bawah yakni 7,1 persen dari 100 ribu orang.
Berdasarkan Benua, tingkat bunuh diri paling banyak di Afrika dengan persentase 11,2 persen dari 100.000 orang.
Baca Juga: WHO dan 5 Organisasi Profesi Dokter Desak Indonesia Perketat PSBB, Ini Saran Pakar
Benua Eropa 10,5 persen daru 100.000, dan Asia Tenggara 9,0 persen dari 100.000 orang. Sedangkan angka bunuh diri terendah ada di wilayah Mediterania Timur yakni 6,4 persen dari 100.000 orang.
Meski begitu, tingkat bunuh diri turun dalam 20 tahun terakhir sejak 2000 hingga 2019, sebanyak 36 persen.
Meskipun beberapa negara telah menempatkan pencegahan bunuh diri pada agenda mereka, terlalu banyak negara yang tetap tidak berkomitmen.
Saat ini hanya 38 negara yang diketahui memiliki strategi pencegahan bunuh diri secara nasional.
Percepatan yang signifikan dalam pengurangan bunuh diri diperlukan untuk memenuhi target SDG pengurangan sepertiga dalam tingkat bunuh diri global pada tahun 2030.
Catatan Redaksi: Hidup seringkali sangat sulit dan membuat stres, tetapi kematian tidak pernah menjadi jawabannya. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit dan berkecederungan bunuh diri, sila hubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah sakit terdekat.
- 1
- 2
Berita Terkait
Tag
Terpopuler
- Kemarin Koar-koar, Mertua Pratama Arhan Mewek Usai Semen Padang Tak Main di Liga 2
- Simon Tahamata Dihujat Pendukung RMS: Ia Berpaling Demi Uang!
- Resmi! Bek Liga Inggris 1,85 Meter Tiba di Indonesia Akhir Pekan Ini
- Rekomendasi Aplikasi Penghasil Uang Resmi Versi Pemerintah Mei 2025, Dapat Cuan dari HP!
- Lesti Kejora Dipolisikan karena Cover Lagu Yoni Dores, Ariel NOAH Pasang Badan: Kenapa Dipidanakan?
Pilihan
-
5 Rekomendasi Sunscreen Terbaik 2025, Anti Aging Auto Bikin Glowing
-
7 Rekomendasi HP Kamera 108 MP di Bawah Rp5 Juta, Layar AMOLED Lensa Ultrawide
-
5 Rekomendasi HP Xiaomi Rp 1 Jutaan dengan Spesifikasi Gahar Terbaik Mei 2025
-
7 Rekomendasi Mobil Seken Murah, Hemat Bensin Tak Khawatir Rawat Mesin
-
4 Mobil Bekas Murah di Bawah Rp80 Juta: Irit Bahan Bakar, Kabin Longgar
Terkini
-
Komitmen BRI untuk Dunia Bola Nasional: Sponsori GFL Series 3
-
Gunung Semeru Erupsi 4 Kali, Letusan hingga 800 Meter
-
Pemkab Dharmasraya Target 10.000 NIB Selama 2025
-
SIMA Prestasi Unand 2025 Bebas Biaya Pengembangan Institusi, Berikut Syaratnya!
-
Warga Padang Panjang Juga Dapat Sapi Kurban Presiden Prabowo, Lebih Besar dari Padang Pariaman!