Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Senin, 31 Mei 2021 | 12:15 WIB
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un. [AFP]

SuaraSumbar.id - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un dilaporkan memusnahkan kucing dan burung merpati. Keduanya hewan tersebut diyakini membawa virus corona melalui perbatasan China.

Menyadur Mirror Minggu (30/05), pihak berwenang di sepanjang perbatasan terlihat menembaki burung dan berburu kucing. Mereka juga mencari pemilik yang menolak menyerahkan hewan peliharaannya.

Di Hyesan dekat perbatasan, sebuah keluarga baru-baru ini ditempatkan di fasilitas isolasi selama 20 hari karena memelihara kucing, lapor Daily NK.

Pada awal bulan, diktator Korea Utara ini dilaporkan melarang penggunaan obat China di rumah sakit besar di seluruh negeri setelah kematian seorang pejabat.

Baca Juga: Kim Jong Un Musnahkan Kucing dan Burung Merpati, Ada Apa?

Birokrat kesayangannya yang berusia 60-an menderita penyakit yang berhubungan dengan jantung dan tewas setelah mendapat suntikan obat China di sebuah rumah sakit besar di ibu kota.

Korea Utara mengklaim tidak memiliki kasus Covid-19 yang dikonfirmasi, tapi mempromosikan obat-obatan yang dibuat di dalam negeri karena mereka tak bisa mengakses perawatan asing akibat dari sanksi yang diberlakukan oleh PBB.

Belakangan, Kim Jong Un juga melarang skinny jeans dan mullet dalam upaya terbarunya untuk mengendalikan kaum muda invasi gaya hidup kapitalistik.

Dia diyakini semakin cemas akan digulingkan dan sebelumnya telah memutuskan bahwa orang-orang yang kedapatan memeluk mode aneh harus dikirim ke kamp kerja paksa.

Surat kabar negara The Rodong Sinmun mengatakan negara itu bisa runtuh jika potongan rambut eksentrik dan celana ketat diperbolehkan.

Baca Juga: Dor! Kim Jong Un Eksekusi Lelaki Penjual Film Bajakan Korea Selatan

Dalam editorial akhir pekan, ia juga menulis tentang sejarah negara dan mengajarkan tentang gaya hidup sebagai kekuatan dasar Korea Utara.

"Sejarah mengajarkan kita pelajaran penting bahwa sebuah negara bisa menjadi rentan dan akhirnya runtuh seperti tembok lembab terlepas dari kekuatan ekonomi dan pertahanannya jika kita tidak berpegang pada gaya hidup kita sendiri." (Suara.com)

Load More