Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Senin, 22 Februari 2021 | 09:20 WIB
Pustaka Steva di Kecamatan Nanggalo, Kota Padang, Sumatera Barat. [ist]

SuaraSumbar.id - Berlama-lama di Pustaka merupakan sebuah kebiasaan langka yang jarang dijumpai sejak satu dekade terakhir. Banyak anggapan, ruang "jendala dunia" itu tak menyenangkan jika di dalamnya sebatas fokus membaca dan membaca.

Melawan kebosanan dalam membangkitkan semangat literasi anak-anak muda, lahirlah Pojok Steva. Sebuah kolaborasi perpustakaan dan arsip yang bermuara menjadi Pustaka Steva dan di dalamnya bisa membaca plus berdiskusi sembari menyeruput kopi.

Pustaka Steva berada di Jalan Jamal Jamil No 77, RT.2/RW.1, Surau Gadang, Kecamatan Nanggalo, Kota Padang, Sumatera Barat. Pustaka itu resmi dikenalkan pada Minggu (21/2/2021).

"Di Pustaka Steva, bisa makan dan minum kopi sembari berdiskusi. Mencari literatur dan arsip serta catatan perjalanan hingga laporan penelitian," kata Agus Thaiba, Manajer Pojok Steva.

Baca Juga: Kota Padang Mulai Kekeringan, BPBD Salurkan Air Bersih

Menurut Agus, pojok steva hadir dengan tagline "kopi, buku dan film". Artinya, lokasi ini bukan sekadar tempat makan dan minum kopi, melainkan memberi ruang bagi siapa saja memperdalam pengetahuan dengan wajah pustaka.

"Wadah silaturahmi, diskusi membicangkan berbagai hal. Apakah itu budaya fotografi, film dan buku sembari minum kopi," katanya.

Dia mengatakan, pustaka steva hadir memberikan nuansa baru yang berbeda. "Pustakan biasa, anda tidak bisa membawa makanan, minuman sambil membaca buku, di sini anda dapat melakukannya," katanya.

Sementara itu, pengelola Pustaka Steva, Fatris MF mengatakan, kehadiran Perpustakaan dan Arsip Steva berawal dari kegemarannya ke perpustakaan. Dia melihat perpustakaan masih menjadi sesuatu yang jauh alias terpisah dari pergaulan sehari-hari.

"Saya pernah bertanya ke banyak teman dan mahasiswa, pergi ke perpustakaan daerah mencari buku adalah hal yang membosankan, karena perpustakaan dianggap tempat yang membosankan," katanya.

Baca Juga: Pertama di Sumbar, Polresta Padang Bakal Terapkan Tilang Elektronik

Tidak ada yang melayani, mengajak ngobrol buku, di perpustakaan juga dilarang berisik. "Pelayanan perpustakaan, saya kira, hanya robotik," katanya.

Fatris mengaku belum pernah bertemu petugas perpustakaan yang suka membaca, dan mencintai buku. Dulu, Padang Teater tempat anak-anak muda membaca, terlepas dari kualitas bacaan seperti apa. Itu hal baik yang tidak pernah dipelihara oleh masyarakat Kota Padang.

"Saya pernah berbincang tentang Koo Ping Ho dengan pemilik salah satu kios buku rental. Artinya, menyewa buku di Padang Teater kepada orang yang mencintai buku dan menyenangi bacaan," katanya.

"Saya, sebagai petugas perpustakaan, bisa merokomendasikan buku yang Anda inginkan. Perpustakaan ini adalah tempat diskusi, berbincang seenak hati, kami menjadwalkan diskusi dan nonton bareng film-film indie. Ya, begitulah," sambungnya lagi.

Di Pustaka Steva, pengunjung akan dibuatkan kartu anggota sebagai sarat mutlak peminjaman buku dan arsip. Ketika membawa kartu anggota, mendapatkan potongan harga pembelian buku sebanyak 10 persen.

Kemudian jika mengumpulkan 4.2000 poin, akan mendapatkan 100.000 plus cendramata. Anggota Perpustakaan dan Arsip Steva pun berhak mendapatkan layanan literatur sepeti E books, Jurnal Internasional, Jurnal Ilmiah, dan arsip pendukung riset, penelitian, atau tugas kuliah. Sedangkan masa berlaku member satu tahun.

Selain itu menyediakan ruang untuk bedah dan kelas foto, bedah jurnal dan karya novel serta buku, dan juga bisa untuk lokasi pameran. Lebih lanjut dapat menghubungi via instagram @pojoksteva dan @pustakasteva atau mengajukan pertanyaan via google dengan mengakses alamat pojok steva serta perpustakaan dan arsip steva di internet.

Load More