SuaraSumbar.id - Warga Ladang Ateh Nagari Pasia Laweh, Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) sebagian besar bekerja sebaga petani jeruk. Setidaknya 250 hektar lahan di Ladang Ateh sudah ditanami jeruk.
Dalam setiap bulan, Ladang Ateh bisa menghasilkan 3 sampai 4 ton jeruk. Jeruk-jeruk itu lalu dipasarkan ke luar daerah. Namun ada satu hal yang dikeluhkan para petani jeruk di Ladang Ateh.
Yaitu persoalan akses transportasi yang tidak memadai. Akses yang sulit membuat biaya operasional tinggi. Para petani jeruk ini pun berharap ada solusi dari pemerintah mengenai hal ini.
Salah seorang Tokoh Masyarakat Pasia Laweh, A Dt Naro mengatakan, jeruk sudah menjadi hasil bumi utama bagi masyarakat setempat.
"Disini setiap bulannya kami bisa menghasilkan 3 sampai 4 ton jeruk yang akan dipasarkan di luar daerah, selain itu sebagian lahan ditanami pisang dan alpukat," ujarnya saat dikonfirmasi Covesia.com---jaringan Suara.com, pada Rabu lalu (27/1/2021).
Terkait akses transportasi yang tidak memadai, A Dt Naro mengaku memang menjadi salah satu faktor yang menjadi keluhan masyarakat. Untuk mengangkut hasil panen keluar lokasi, bisa menggunakan sepeda motor jalur yang sudah di buat secara swadaya. Hal itu tentunya membutuhkan biaya yang besar dan terkadang tidak sebanding dengan hasil panen.
"Kita berharap ada perhatian dari pemerintah, sehingga taraf kehidupan masyarakat bisa meningkat," katanya lagi.
Hal tersebut dibenarkan Zul Arfin, Walinagari Pasia Laweh. Dijelaskannya, lahan yang diolah masyarakat merupakan tanah adat, dengan luas lebih kurang 350 Hektar semenjak tahun 70an. Saat ini pihaknya tengah berupaya melakukan pengembangan baik pemasaran hasil bumi dan menjadikan perkebunan sebagai kawasan agro wisata.
"Ladang Ateh ini merupakan Kawasan puncak perbukitan dengan ketinggian sekitar 814 Meter Di atas Permukaan Laut (MDPL). Hasil bumi sangat melimpah, tentunya ada upaya untuk pengembangan," tuturnya.
Baca Juga: Pembangunan Fly Over Panorama 1 Sitinjau Lauik Telan Dana Triliunan
Selain perbaikan sarana transportasi, Zul Arfin berharap ada upaya pengolahan jeruk menjadi produk turunan sehingga bisa meningkatkan harga jual hasil pertanian masyarakat.
"Jika panen raya, proses pemanenan jeruk membutuhkan waktu yang cukup lama, jika tidak buah yang sudah ranum akan jatuh dan membusuk. kita butuh upaya katakan lah pengolahan menjadi minuman kemasan sehingga masyarakat bisa mengolah dan bisa dijual dengan harga lebih tinggi," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
Terkini
-
Transaksi di Halal Indo 2025 Tembus hingga Rp7,7 Miliar, BRI Buktikan Potensi Besar Industri Halal
-
Syarat Usia dan Tinggi Badan Calon Prajurit TNI AD Terbaru, Resmi Berubah!
-
Puluhan Pelajar Dilaporkan Keracunan MBG di Agam, 5 Ambulans Disiagakan!
-
Bahaya Penumpukan Lemak Hati, Benarkah Bisa Berujung Kanker?
-
CEK FAKTA: Link Pendaftaran Lowongan Kerja Petugas Haji 2025/2026, Benarkah Asli?