Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra | Rena Pangesti
Rabu, 20 Januari 2021 | 09:16 WIB
Marshanda [Evi Ariska/Suara.com]

SuaraSumbar.id - Marshanda sudah enam tahun menjanda setelah bercerai dari Ben Kasyafani. Dia pun mengungkapkan keinginannya untuk menikah lagi setelah lama menikmati kesendirian.

"Lama ya, dari (November) tahun 2014 aku cerai. Jadi gini, aku selama ini 'kan tinggal sendiri di apartemen. Sempat ada rasa, kayaknya ini chapter aku untuk be my self and feel happy with that itu sudah selesai," kata Marshanda di acara OOTD yang videonya diungah YouTube Trans7 Official (16/1/2021).

"Ini pertama kali aku share (perasaanku ke publik). Aku ada keinginan untuk punya keluarga lagi," sambungnya.

Hanya saja, kata Marshanda, dia belum memiliki calon pendamping hidup.

Baca Juga: Mau Nikah Lagi, Marshanda Ungkap Kriteria Calon Suami

"Belum ada untuk sekarang. Kayaknya aku lagi selektif banget sekarang," kata Marshanda.

Marshanda juga mengungkapkan tipe pria yang diinginkan untuk menjadi suaminya kelak. "Kalau bisa sih yang lebih dominan dari aku karena aku orangnya dominan. Jadi yang nggak takut dengan dominasi aku dan tidak takut terintimidasi," ujar Marshanda.

Marshanda tampaknya telah berdamai dengan momen terkelam hidupnya. Dia akhirnya berani berbicara mengenai penjemputan paksa rumah sakit jiwa yang terjadi enam tahun lalu. Tak hanya itu, Marshanda juga pernah dianggap gila oleh keluarganya sendiri.

Peristiwa penjemputan paksa tersebut terjadi di apartemen Marshanda, Puri Casablanca pada 26 Juli 2014. Menilik acara Nyonya Boss, Senin (2/11/2021), Marshanda menceritakan kronologis kisahnya di hadapan Nia Ramadhani.

Nia Ramadhani awalnya menanyakan video tentang kemarahan mantan istri Ben Kasyafani tersebut.

Baca Juga: Marshanda Unggah Foto Masa Kecil, Wajah Adik Dibilang Mirip Sienna

"Gue sampai nanya ke teman gue tentang video lo (Marshanda) yang marah dan semacamnya, menurut gue secara logika kita sering banget lihat ada orang yang nangis dan sebagainya. Marshanda juga begitu, tetapi lebih cepat (viral) aja dan dibuat image Marshanda gila," ujar Nia Ramadhani.

Marshanda kemudian merespons, "Sekarang mereka baru menemukan enaknya melakukan itu, ternyata bisa merasakan perasaan bebas. Nah 2009 itu yang gue rasakan."

Nia Ramadhani kemudian mengatakan bahwa video yang dibuat Marshanda merupakan sesuatu yang lumrah, tapi sayangnya pernyataan orang tua Marshanda lah yang membuat persepsi 'Marshanda gila' itu muncul.

"Orang tua lo sendiri yang menyebutkan seperti itu (gila). Gimana perasaan lo?"

"Itu terjadi ketika proses perceraian. Prosesnya, gue masukkin gugatan cerai, lalu tiga bulan kemudian gue lepas hijab, proses perceraian berlanjut dan banyak sekali masalah dalam waktu satu tahun," kata Marshanda.

"Tahun 2009 gue didiagnosa bipolar disorder, selama berjalannya waktu gue mau tetap sehat dan stabil dengan cara yang sehat."

Menurut Marshanda, bipolar disorder tidak mengganggunya, tapi ia merasakan bahwa banyak orang di sekitarnya yang tidak kuat dengan banyaknya energi yang dimiliki.

"Intensitas emosi gue itu (kadarnya) lebih banyak, (sementara) lingkungan keluarga kebanyakkan akademisi, bussiness man yang tidak bermain emosi seperti kita pekerja seni. Mereka melihatnya seperti 'Kok ini anak bisa mengeluarkan emosi yang dia punya?', kemudian mereka nggak berani ketika melihat gue emosi begitu," ucap Marshanda.

Keluarga Marshanda mengira bahwa bintang Bidadari tersebut mengalami gangguan kejiwaan dan tidak sanggup mengontrol emosinya sendiri.

"Ada banyak anggapan ketika keluarga memutuskan grebek dan membawa paksa ke rumah sakit, mereka seperti 'Apakah kita mau menolongnya? karena dia gak punya self control. Mereka juga tahu ketika 2009 sampai 2014 saat gue berhenti minum obat lalu nggak sanggup, gue selalu menolong diri sendiri, pergi ke psikiater," ujar Marshanda.

Peristiwa itulah yang akhirnya membuat Marshanda belajar berhenti memprioritaskan kebutuhan orang lain.

"Gue dari kecil nggak pernah set boundaries, gue mengizinkan orang-orang untuk take what they want from me, tanpa mengajarkan ada pintu satu untuk memasukinya dan ada caranya untuk menghargainya seperti manusia. Gue harus berhenti memprioritaskan kebutuhan orang lain di atas prioritas gue," kata Marshanda.

Selain itu, Marshanda juga membuat sebuah keputusan besar setelah mendapatkan saran dari temannya. Dia disarankan supaya memaafkan keluarganya. "Gue sampe bengong dan akhirnya sadar, gue pun memaafkan mereka (keluarga) supaya gue lepas dari belenggu yang memuat gue meredup."

(Suara.com)

Load More