Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra | Stephanus Aranditio
Selasa, 19 Januari 2021 | 06:05 WIB
Presiden Jokowi saat memantau lokasi Banjir Kalsel dari atas Jembatan Pekauman. (Foto: Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden)

SuaraSumbar.id - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mengkritik keras kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meninjau langsung kondisi banjir di Kalimantan Selatan (Kalsel), Senin (18/1/2021). Bahkan, Walhi menyebut Jokowi tidak perlu datang ke Kalsel untuk melihat korban banjir.

Kritik tersebut disampaikan Direktur Eksekutif Walhi Kalsel, Kisworo Dwi Cahyono. Menurutnya, kehadiran Jokowi ke Kalsel tidak memberikan solusi terhadap akar masalah banjir. Justru, Jokowi menyebut banjir karena dipicu hujan deras.

"Lebih baik nggak usah ke sini, kasihan rakyat. Sudah pandemi Covid-19, dihajar banjir lagi. Padahal sudah sering Walhi Kalimantan Selatan ingatkan bahwa Kalimantan Selatan dalam kondisi darurat ruang dan darurat bencana ekologis," katanya.

Walhi menyoroti pernyataan Jokowi yang cenderung menyalahkan intensitas hujan sebagai pemicu banjir, serta lebih memperhatikan kerusakan infrastruktur akibat banjir itu sendiri.

Baca Juga: Mobil Presiden Jokowi Terendam saat Tinjau Banjir di Kalsel

Banjir yang terjadi di Kalimantan Selatan kali ini dalam catatan Walhi menjadi yang terparah sepanjang sejarah di provinsi itu. Banjir ini, kata Kisworo, dipicu aktivitas pertambangan dan perkebunan sawit.

Menurut catatan Walhi Kalimantan Selatan, sebanyak 50 persen lahan di Kalsel sudah dibebani (alih fungsi) izin tambang 33 persen dan perkebunan kelapa sawit 17 persen, belum termasuk HTI (hutan tanaman industri) dan HPH (hak pengusahaan hutan).

"Seharusnya Jokowi hadir dan kuat. Salah satunya berani memanggil pemilik perusahaan-perusahaan tambang, sawit, HTI, HPH. Dan kita dialog terbuka di hadapan rakyat dan organisasi masyarakat sipil," katanya.

Sebelumnya, dalam kunjungannya ke Kalsel, Jokowi mengatakan banjir yang melanda provinsi tersebut karena hujan selama 10 hari berturut-turut.

"Curah hujan yang sangat tinggi hampir 10 hari berturut-turut sehingga daya tampung Sungai Barito yang biasanya menampung 230 juta meter kubik sekarang ini masuk air sebesar 2,1 miliar kubik air sehingga memang menguap di 10 kabupaten dan kota," kata Jokowi.

Baca Juga: Jokowi Ungkap Banjir Kalsel karena Hujan Terus Selama 10 Hari

Jokowi memerintahkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono untuk segera memperbaiki infrastruktur jembatan yang runtuh dalam empat hari.

Jokowi juga menyerahkan bantuan sembako, makanan siap saji, dan masker ke beberapa warga terdampak.

Berdasarkan data Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana sebanyak 10 kabupaten dan kota di Kalimantan Selatan terdampak banjir: Kabupaten Tapin, Kabupaten Banjar, Kota Banjar Baru, Kota Tanah Laut, Kota Banjarmasin, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Balangan, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, dan Kabupaten Batola.

(Suara.com)

Load More