Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Senin, 04 Januari 2021 | 15:59 WIB
Ilustrasi FPI

SuaraSumbar.id - Front Pembela Islam (FPI) telah resmi dibubarkan Pemerintah Indonesia. Selain itu, penggunaan simbol dan aktivitasnya juga telah dilarang di seluruh tanah air.

Eks Kepala Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI Soleman B Ponto mengatakan, pemerintah belakangan seakan sudah kewalahan dengan adanya eksistensi FPI ini.

Dilansird dari Hops.id - jaringan Suara.com, Soleman menilai, keberadaan FPI beberapa tahun sebelumnya. Kata Soleman, belakangan FPI justru sudah bermetamorfosis menjadi kuda lumping.

Di mana, mereka sudah bergerak liar ke sana – ke mari, sehingga terlihat agak sukar dijinakkan.

Baca Juga: Rekening FPI Diblokir, Mabes Polri: Tak Berkaitan dengan Kasus Laskar

“Padahal sebelumnya FPI ini ibarat kuda troya, yang bisa dipakai siapa saja. Ini kan memang sudah dibentuk sejak awal pembentukannya. Nah di dalam perjalanannya, mereka dipakai siapa saja, sesuai dengan maksud penggunannya,” kata Soleman disitat Metro TV, Senin (4/1/2021.

“Dan ternyata akhir-akhir ini mereka sudah menjadi seperti kuda kumping, lompat ke mana-mana. Akhirnya para pengguna kebingungan mau kemana ini, makanya lebih baik dihancurin saja,” kata dia lagi.

Saat ditanya kepentingan apa saja yang diakomodir FPI selama ini, orang yang sudah lama malang melintang di dunia intelijen ini bilang berkaitan dengan sejumlah hal, termasuk politik. Semua akan disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya mau memainkan apa.

“Tetapi belakangan FPI terlihat bermain sendiri, lompat sana-sini, semua kebingungan. Makanya daripada enggak terkendali ya sudah. Mungkin tak ada pecahan kaca,” katanya melanjutkan.

Lebih jauh, Soleman kemudian menyinggung pola pembubaran FPI yang dilakukan pemerintah. Menurut dia, memang sudah seakan menjadi taktik tersendiri jika para kepala-nya dipegang, maka para pengikutnya tak bakal berkutik.

Baca Juga: Mahal! Son Ye Jin Tenteng Tas Puluhan Juta Saat Kencan dengan Hyun Bin

Hal inilah yang kemudian coba dilakukan. Apalagi, katanya, FPI sudah berbentuk dissident armed forces. Sehingga apabila pucuk pimpinan diambil, para pengikut akan mati merana.

“Kalau kepala-kepalanya yang dipegang, maka yang di bawah akan seperti anak ayam kehilangan induk. Sebab kalau tidak, ya muncul lagi. Karena orang kita itu sangat gampang. Pemimpinnya kan followernya kan banyak, tapi kalau pemimpinnya sudah hilang, ya ke bawahnya juga akan rontok dengan sendirinya,” kata Soleman.

Adapun sejumlah pimpinan FPI sendiri belakangan sudah dicokok dalam beberapa prahara. Di mana dicokoknya pun sudah mengikuti ketentuan hukum atas kasus yang menderanya. Hal ini, dari kaca mata intelijen memang dibilang penting untuk meredam amuk pengikut FPI.

Apalagi, FPI dan pengikutnya sudah memposisikan diri sebagai sebuah organisasi pasukan.

“Dari awal pembentukan memang sudah betul-betul sebagai satu pasukan. Dari awal budaya organisasinya terbawa sebagai organisasi pasukan. Karena itu yang dibentuk, maka untuk membubarkan pasukan, maka pimpinan-pimpinannya yang diambil dulu.”

Load More