SuaraSumbar.id - Pemulihan lahan pertanian yang terdampak bencana lahar dingin dan banjir bandang di Sumatera Barat (Sumbar), telah mencapai 50 persen.
Hal ini dikatakan oleh Kepala Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Barat Febrina Tri Susila Putri, melansir Antara, Minggu (1/12/2024).
"Kita kerja sama dengan TNI untuk memulihkan lahan pertanian di Kabupaten Agam, Tanah Datar dan Kabupaten Pesisir Selatan yang sudah melebihi 50 persen," katanya.
Dirinya memperkirakan seluruh lahan pertanian yang rusak akibat banjir lahar dingin Gunung Marapi maupun terdampak banjir bandang di Kabupaten Pesisir Selatan, bisa selesai di akhir Desember 2024.
"Insya Allah di akhir Desember 2024 pemulihan lahan ini bisa kita tuntaskan," ujarnya.
Setelah pemulihan lahan selesai, pihaknya menargetkan pemberian bantuan kepada daerah-daerah yang terdampak bencana. Bantuan tersebut berupa benih, alat dan mesin pertanian, pembangunan jalan usaha tani, pemberian pupuk, pembangunan irigasi dan sebagainya.
"Bantuan itu merupakan bagian dari kebijakan Kementerian Pertanian yang dijanjikan Menteri Andi Amran Sulaiman saat berkunjung ke Kabupaten Agam yang terdampak bencana lahar dingin," ucapnya.
"Tentunya petani yang terdampak bencana alam ini butuh peranan pemerintah untuk kembali produktif," sambungnya.
Soal anggaran, kata Febrina, pihaknya belum bisa memastikan berapa jumlah bantuan yang disiapkan kepada petani pada 2025, mengingat masih dalam proses penghitungan. Namun demikian, Gubernur Sumbar menginstruksikan agar dinas terkait mempercepat pemulihan sektor pertanian yang rusak akibat bencana alam.
Ia menegaskan setiap petani yang terdaftar dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok tani (RDKK) dipastikan mendapatkan pupuk subsidi. Namun, apabila ada petani yang tidak memperolehnya maka dinas terkait akan mengupayakannya dari bantuan provinsi.