Riki Chandra
Selasa, 02 Desember 2025 | 16:55 WIB
Kondisi RS Bhayangkara Padang, Selasa (2/12/2025). [Suara.com /Saptra S]
Baca 10 detik
  •  25 jenazah korban banjir bandang di Sumbar sulit dikenali karena rusak.

  • Mayoritas korban anak-anak, identifikasi sidik jari tidak dapat dilakukan.

  • Sampel DNA diambil, keluarga diminta datang memberikan data pembanding.

     

SuaraSumbar.id - Sebanyak 25 kantong jenazah korban banjir bandang hingga tanah longsor di Sumatera Barat (Sumbar) masih berada di Rumah Sakit Bhayangkara Padang. Kondisi jenazah malang itu sulit dikenali dan mayoritasnya adalah anak-anak.

Puluhan jenazah ini kini masih berstatus MR X. Data di posko antermontem yang dimiliki RS Bhayangkara Padang tidak ada yang cocok dengan jenazah.

Ps Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Padang, dr. Harry Andromeda, mengatakan pemeriksaan dari sidik jari yang dibantu tim inafis terhadap jenazah juga tidak bisa dilakukan, karena korban adalah anak-anak.

"Sebagian besar banyak terdiri anak-anak. Anak-anak ini dari sidik jari tidak bisa dilakukan pemeriksaan. Dan juga mungkin banyak korban anak ini, orang tuanya juga menjadi korban, sehingga tidak ada yang merasa kehilangan," kata Harry di Rumah Sakit Bhayangkara Padang, Selasa (2/12/2025).

"Secara visual sudah sulit dilihat, menyulitkan tim DVI mengidentifikasi," sambungnya lagi.

Harry mengungkapkan, saat ini puluhan jenazah tersebut telah dilakukan pengambilan sampel DNA melalui gigi, jari hingga tulang. Sampel DNA diperlukan sebagai data pembanding.

"Karena dalam pengambilan sampel DNA perlunya data sektor pembanding untuk kami cocokan. Jadi jika tidak ada sektor pembanding, kami belum bisa mengambil langkah selanjutnya untuk proses identifikasi dari 25 jenazah ini," ungkapnya.

Bagi warga yang merasa kehilangan keluarganya, bisa datangi Rumah Sakit Bhayangkara Padang atau posko DVI yang tersebar di beberapa kabupaten/kota.

Sehingga dapat diambil sampel DNA untuk dicocokkan dengan 25 jenazah yang masih belum diketahui identitasnya.

Harry menambahkan, untuk puluhan korban tanpa identitas ini telah disimpan di tempat pendinginan jenazah. Karena keterbatasan tempat pending, jenazah disebar di beberapa rumah sakit.

"Kami hanya punya empat pendingin, RSUP M Djamil dua, RS Unand dua, sudah kami titip semua.

Kami juga mendapat bantuan satu mobil boks pendingin dari dinas pertanian. Dengan bantuan ini kami bisa menyimpan mayat yang belum diambil keluarga," pungkasnya.

Kontributor: Saptra S

Load More