Riki Chandra
Senin, 01 Desember 2025 | 15:13 WIB
Ilustrasi hujan lebat [antara]
Baca 10 detik
  • BMKG peringatkan Sumbar masih berpotensi dilanda cuaca ekstrem akhir 2025.
  • Dinamika atmosfer picu pertumbuhan awan hujan dan risiko bencana.
  • Warga diminta waspada, perbarui informasi, dan ikuti arahan petugas.

SuaraSumbar.id - Sumatera Barat (Sumbar) diperkirakan masih berpotensi dilanda cuaca ekstrem pada penghujung tahun 2025. Sebab, atmosfer di Ranah Minang tetap memicu peluang hujan lebat meski eks siklon tropis Senyar mulai menjauh.

Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau, Desindra Deddy Kurniawan, mengatakan bahwa Desember 2025 ini masih menjadi puncak musim hujan di Sumbar. Dengan begitu, potensi cuaca ekstrem belum sepenuhnya menurun.

“Pergerakan eks siklon tropis Senyar yang berada di Laut Cina Selatan memang terus menjauhi wilayah Indonesia, sehingga potensi cuaca ekstrem semakin berkurang, namun di Sumbar bulan Desember masih merupakan puncak musim hujan,” ujarnya, Senin (1/12/2025).

Selain faktor tersebut, Desindra menjelaskan adanya pengaruh dinamika atmosfer lain seperti Indeks Ocean Dipole (IOD), Sea Surface Temperature (SST), hingga belokan konvergensi arus udara.

Kondisi ini masih aktif menyuplai uap air dan memicu pertumbuhan awan hujan di sejumlah wilayah Sumbar, terutama dalam sepekan ke depan. Karena itu, masyarakat diimbau tetap mewaspadai kemungkinan cuaca ekstrem dan ancaman bencana alam yang dapat muncul sewaktu-waktu.

Ia juga menekankan pentingnya menjaga kewaspadaan khususnya bagi warga yang tinggal di daerah rawan banjir, banjir bandang, serta tanah longsor.

“Kemudian perlu memperhatikan kondisi lingkungan tempat tinggal terutama yang rawan terjadi bencana banjir, banjir bandang, dan tanah longsor,” katanya.

BMKG turut merekomendasikan warga yang sempat mengungsi di beberapa posko bencana di kabupaten dan kota terdampak untuk mulai kembali ke rumah masing-masing, namun tetap menjaga kesiapsiagaan dan mengikuti arahan petugas.

Wilayah yang masuk dalam daftar kewaspadaan mencakup Kabupaten Kepulauan Mentawai, Pasaman Barat, Agam, Kabupaten Tanah Datar, Padang Panjang, Padang Pariaman, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Pasaman, hingga Kota Padang, Kota Bukittinggi, Kota Sawahlunto, Kota Solok, Payakumbuh, serta Solok Selatan.

BMKG menegaskan pentingnya memperbarui informasi cuaca sebelum beraktivitas, mengenali titik rawan, dan mencari lokasi aman apabila hujan berintensitas tinggi terjadi dalam durasi panjang.

“Selalu ikuti arahan petugas dan instansi terkait kebencanaan,” tuturnya. (Antara)

Load More