Riki Chandra
Kamis, 06 November 2025 | 11:41 WIB
Ilustrasi beras. [Dok. Istimewa]
Baca 10 detik
  •  Mahyeldi dorong diversifikasi pangan lokal kurangi konsumsi beras.

  • Ketahanan pangan dikaitkan dengan stabilitas dan kemandirian bangsa.

  • Program Smart Food B2SA dukung Perpres percepatan diversifikasi pangan.

SuaraSumbar.id - Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi, mengingatkan masyarakat untuk tidak terlalu bergantung pada beras dan mulai memaksimalkan potensi pangan lokal sebagai sumber karbohidrat alternatif.

Menurut Mahyeldi, langkah ini penting dilakukan untuk memperkuat ketahanan pangan daerah dan menjaga stabilitas bangsa.

“Konsumsi beras di Sumbar masih tinggi, sehingga diversifikasi pangan harus terus didorong,” ujar Mahyeldi, dikutip dari Antara, Kamis (6/11/2025).

Mahyeldi mengatakan, masyarakat perlu lebih banyak memanfaatkan bahan pangan lokal seperti ubi, labu, sagu, dan pisang yang tidak kalah bergizi dibanding beras.

“Misalnya di Kabupaten Kepulauan Mentawai bisa makan pisang dengan gulai ikan,” katanya.

Ia menegaskan, menjaga ketahanan pangan tidak sekadar memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, tetapi juga bagian dari upaya menjaga stabilitas dan kemandirian bangsa.

“Menjaga ketahanan pangan itu sama dengan menjaga ketahanan bangsa,” tegasnya.

Dia juga mengajak seluruh pihak—mulai dari pemerintah daerah, pelaku usaha, hingga masyarakat—untuk bersama-sama mengembangkan potensi pangan lokal agar Sumatera Barat bisa menjadi daerah yang mandiri dan cukup pangan.

“Kalau kita mampu mengelola potensi yang ada, seperti hasil pertanian dan perkebunan lokal, kita tidak hanya mandiri, tapi juga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” jelas Mahyeldi.

Lebih lanjut, Gubernur menyebut program Smart Food B2SA menjadi langkah penting untuk membangun masyarakat yang sehat, mandiri, dan peduli gizi. Pemerintah, katanya, tidak hanya fokus pada ketersediaan pangan, tetapi juga pada keamanan, mutu, dan kehalalannya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pangan Sumbar, Iqbal Ramadi Payana, menambahkan bahwa kegiatan Smart Food B2SA merupakan implementasi dari Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2024 tentang percepatan diversifikasi pangan.

“Melalui program ini, kita ingin mengedukasi masyarakat agar tidak hanya mengandalkan beras, tapi juga memanfaatkan bahan pangan lokal yang melimpah,” kata Iqbal.

Iqbal menyebutkan bahwa Sumbar kini berada di posisi delapan besar nasional dengan skor Pola Pangan Harapan (PPH) sebesar 89,0 pada 2024. Capaian ini, menurutnya, membuktikan bahwa masyarakat mulai beralih menuju pola konsumsi yang lebih beragam dan bergizi.

Dengan upaya bersama dalam mengembangkan diversifikasi pangan lokal, pemerintah berharap Sumatera Barat bisa menjadi contoh daerah yang berhasil menekan ketergantungan terhadap beras sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional.

Load More