Riki Chandra
Kamis, 02 Oktober 2025 | 20:15 WIB
Ilustrasi minuman bersoda. [Dok. Antara]
Baca 10 detik
  •  Studi ungkap minuman bersoda tingkatkan risiko depresi pada wanita.

  • Konsumsi soda picu perubahan mikrobioma usus terkait kesehatan mental.

  • Wanita peminum soda alami gejala depresi lebih parah signifikan.

SuaraSumbar.id - Sebuah studi internasional terbaru mengungkap bahwa minuman bersoda berhubungan dengan peningkatan risiko depresi pada wanita.

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal JAMA Psychiatry ini menemukan konsumsi minuman ringan manis secara rutin dapat memicu perubahan mikrobioma usus yang berhubungan dengan gejala depresi.

Studi yang dipimpin Sharmili Edwin Thanarajah dari Rumah Sakit Universitas Frankfurt, Jerman, menganalisis data medis lebih dari 900 orang dewasa Jerman berusia 18 hingga 65 tahun. Para peserta diminta mengisi kuesioner pola makan dan memberikan sampel tinja untuk analisis mikrobioma usus.

Hasilnya, peneliti membandingkan sekitar 400 orang dengan gangguan depresi mayor dan 500 orang sehat. Dari kedua kelompok tersebut, sekitar 65 persen adalah perempuan.

Temuan menunjukkan adanya hubungan signifikan antara konsumsi minuman bersoda dan tingkat keparahan depresi pada wanita, sementara pada pria tidak ditemukan kaitan yang sama.

Wanita yang paling banyak mengonsumsi soda tercatat memiliki risiko depresi 17 persen lebih tinggi dibandingkan mereka yang jarang atau tidak meminumnya.

Selain itu, perempuan yang sering minum soda juga cenderung melaporkan gejala depresi lebih parah, seperti kesedihan mendalam, kelelahan ekstrem, pikiran untuk bunuh diri, hingga kesulitan dalam menjalani aktivitas harian.

"Data kami menunjukkan bahwa hubungan antara minuman ringan dan gejala depresi muncul melalui pengaruh mikrobioma. Temuan kami sejalan dengan bukti yang menunjukkan konsumsi minuman ringan berkaitan dengan kesehatan metabolisme dan mental yang buruk," ujar Thanarajah.

Dalam penelitian ini, peneliti juga menemukan adanya peningkatan bakteri usus tertentu bernama Eggerthella pada wanita yang rutin mengonsumsi minuman ringan manis.

Studi sebelumnya mengaitkan kelimpahan Eggerthella dengan depresi, sehingga memperkuat dugaan adanya hubungan biologis antara soda dan kesehatan mental.

Meski efek signifikan ditemukan pada perempuan, ahli gizi menekankan pria juga berpotensi menghadapi dampak buruk dari minuman manis.

"Konsumsi minuman manis dalam jumlah sedang pun bisa berisiko, terutama jika menggantikan pilihan yang lebih sehat," kata ahli diet terdaftar di Hong Kong, Hennis Tung.

Menurut Tung, hanya satu hingga dua porsi minuman ringan per hari sudah bisa memengaruhi kesehatan dan tidak dapat dikompensasi dengan olahraga. “Minuman ringan manis tidak memberikan manfaat apa pun, hanya kalori kosong tanpa nilai gizi,” ujarnya.

Temuan ini menegaskan pentingnya mengurangi konsumsi minuman bersoda sebagai langkah sederhana untuk menjaga kesehatan usus sekaligus menurunkan risiko depresi pada wanita. (Antara)

Load More