Riki Chandra
Kamis, 10 Juli 2025 | 12:49 WIB
Asisten Manajer Semen Padang FC, Maskur Rauf. [Dok. Antara/Muhammad Zulfikar]

SuaraSumbar.id - Manajemen Semen Padang FC tegas menolak regulasi baru PT Liga Indonesia Baru (LIB) yang mengizinkan klub mendaftarkan 11 pemain asing, dengan delapan di antaranya masuk daftar susunan pemain (DSP) dalam setiap laga Liga 1 musim 2025/2026.

Asisten Manajer Semen Padang FC, Maskur Rauf, menyebut pihaknya menolak komposisi tersebut karena dianggap tidak efisien.

Dalam pertemuan terakhir bersama operator liga, Maskur mengungkapkan hanya ada dua versi pendapat dari klub-klub. Semen Padang termasuk dalam sembilan klub yang menyatakan ketidaksetujuannya terhadap aturan ini.

“Kemarin itu ada dua versi, Semen Padang termasuk salah satu klub yang menolak komposisi pendaftaran 11 pemain asing dan delapan di antaranya bermain,” ujar Maskur di Padang, Kamis (10/7/2025).

Namun demikian, Semen Padang FC tetap membuka ruang kompromi. Jika regulasinya menyebutkan hanya delapan pemain asing yang boleh didaftarkan dan semuanya bisa masuk DSP, maka klub kebanggaan Sumatera Barat itu bersedia mendukung. Kebijakan tersebut dinilai lebih adil dan masuk akal, tanpa membebani keuangan klub.

“Jadi ngapain kita bayar dia (pemain asing) mahal-mahal kalau hanya duduk di tribun,” tegas Maskur.

Pelatih kepala Semen Padang FC, Eduardo Almeida, juga menyampaikan pandangannya. Ia menilai kehadiran delapan pemain asing yang bisa tampil di setiap laga sudah cukup untuk menjaga kualitas kompetisi dan keseimbangan tim.

“Menurut saya, delapan pemain asing bisa bermain setiap laga itu sudah cukup,” kata Almeida.

Sementara itu, Direktur Utama PT LIB, Ferry Paulus, menjelaskan bahwa mulai musim depan, Liga 1 Indonesia akan mengadopsi kebijakan baru sebagai bagian dari upaya rebranding menjadi Super League.

Klub-klub kini bebas merekrut 11 pemain asing dari negara mana pun tanpa pembagian kuota Asia atau non-Asia.

Regulasi baru ini sejatinya dirancang untuk meningkatkan daya saing klub Indonesia di level internasional, terutama klub seperti Persib Bandung yang akan berlaga di ajang Asia.

Namun, sejumlah klub seperti Semen Padang FC justru menilai kebijakan ini kontraproduktif karena membebani klub dengan gaji tinggi untuk pemain yang belum tentu digunakan di setiap pertandingan.

Dengan diterapkannya regulasi ini, tiga pemain asing berisiko hanya menjadi penonton di tribun dalam tiap laga, sementara klub tetap wajib membayar gaji penuh. Hal ini menimbulkan pertanyaan soal efisiensi anggaran dan strategi rotasi pemain.

Semen Padang FC menjadi salah satu dari segelintir klub yang bersuara lantang menentang aturan ini, demi menjaga keseimbangan kompetisi serta keberlanjutan finansial klub di tengah dinamika kompetisi profesional yang semakin ketat. (Antara)

Load More