Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Selasa, 13 Mei 2025 | 16:23 WIB
SAR Padang saat akan melakukan pencarian korban diterkam buaya di Pasaman Barat. [Dok. Istimewa]

Cuaca yang mendukung dan kondisi air yang relatif tenang menjadi faktor pendukung dalam proses evakuasi.

Pihak Basarnas juga mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati saat beraktivitas di sekitar kanal yang berpotensi menjadi habitat buaya.

Ini bukan kali pertama terjadi insiden serangan buaya di wilayah Sumatera Barat, terutama di kawasan perairan yang dekat dengan pemukiman dan perkebunan.

Sejumlah laporan sebelumnya mencatat bahwa peningkatan konflik manusia dan buaya di Sumatera Barat terjadi karena menyempitnya habitat buaya akibat pembukaan lahan dan perubahan lingkungan.

Masyarakat diminta untuk tidak mendekati perairan berbahaya, terutama di waktu-waktu rawan seperti pagi dan sore hari.

"Operasi pencarian akan kami lanjutkan hingga korban ditemukan. Kami juga mengajak masyarakat untuk membantu memberikan informasi jika melihat tanda-tanda keberadaan korban atau pergerakan buaya di area sekitar kanal," pungkas Abdul Malik.

Insiden warga Pasaman Barat hilang diterkam buaya ini menambah daftar panjang kasus serupa yang terjadi di wilayah pesisir dan aliran sungai di Sumatera Barat.

Diperlukan langkah antisipatif dan sosialisasi yang lebih masif agar masyarakat lebih memahami risiko dari beraktivitas di sekitar habitat satwa liar.

Kontributor : B Rahmat

Load More