Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Rabu, 29 Mei 2024 | 19:35 WIB
Ilustrasi gempa yang ditunjukan lewat gelombang seismik (Pixabay/Tumisu)

SuaraSumbar.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menambah unit sensor untuk monitoring dan evaluasi tremor aktivitas galodo dan gempa dari segmen Sianok. Sensor portabel itu tersebar di 6 titik yang mengelilingi segmen Sianok dan Marapi.

Diketahui, Sumatera Barat (Sumbar) merupakan salah satu daerah yang dilalui oleh sesar besar Sumatera (Sumatera Fault Sistem) atau lebih dikenal Patahan Semangko. Dari 19 segmen, terdapat 5 segmen berada di sumatera fault sistem, salah satunya yakni Sianok dan Sumani dengan potensi gempa berskala 7 magnitude.

Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Padang Panjang Suaidi Ahadi mengatakan, sampai dengan kemarin, telah terjadi 8 kali gempa susulan disekitar Bukittinggi dengan 2 kali gempa berkekuatan 3,5 magnitudo berkedalaman 10 meter diatas permukaan laut. Gempa dimaksud memicu potensi longsor apabila cuaca hujan dengan curah tinggi.

"Gempa pada sesar besar Sumatera berpotensi merusak, namun masyarakat tidak perlu khawatir, BMKG bersama komunitas terkait telah mengkaji dan mengedukasi masyarakat tentang karakteristik gempa, yakni zona subduksi di laut, zona megathrust di Kepulauan Mentawai dan Sumatera Fault Sistem. Adapun gempa dan galodo yang terjadi di Kabupaten Tanah Datar dan Agam salahsatu contoh dari gempa Fault Sistem yakni sesar Sianok," katanya, Rabu (29/5/2024).

Selain mengedukasi dan membangun kapasitas masyarakat, BMKG bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Mentawai berkolaborasi dengan Komunitas Siaga Tsunami (KOGAMI) Sumbar membangun kapasitas masyarakat Siaga Tsunami untuk wilayah Sumbar ke empat, yang akan dikukuhkan secara Nasional dalam waktu dekat.

Load More