SuaraSumbar.id - Wilayah Sumatera Barat (Sumbar) sepatutnya sudah memiliki sistem peringatan dini bencana banjir bandang ataupun lahar dingin Gunung Marapi. Pasalnya, bencana alam itu sangat rawan terjadi di daerah-daerah sekitar gunung aktif tersebut.
"Peringatan dini atau early warning system bencana banjir bandang maupun lahar dingin itu mesti berfokus pada pengamatan wilayah aliran sungai yang ada di Sumbar," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dikutip Jumat (17/5/2024).
Selama ini, kata Dwikorita, peringatan dini bencana banjir di Sumbar hanya mengandalkan hasil analisa dan prakiraan cuaca yang diterbitkan oleh BMKG.
Berdasarkan hasil evaluasi atas bencana banjir lahar dingin pada 11 Mei 2024 peringatan dini dari hasil analisa cuaca BMKG tersebut tidak cukup untuk menggambarkan secara langsung kepada masyarakat bagaimana besarnya dampak yang ditimbulkan dari potensi hujan yang terdeteksi.
"Pendeteksian BMKG itu menggunakan satelit mencakup seluruh wilayah yang terpantau berpotensi hujan sedang-deras. Sementara saat banjir lahar yang lalu di wilayah hilir beberapa tidak hujan tapi hujan nya di hulu, dan ini yang kurang tersampaikan kepada masyarakat jadi kami rekomendasikan untuk ada peringatan dini khusus sungai," kata dia.
Berdasarkan peta dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang diterima oleh BMKG diketahui Sumatera Barat memiliki setidaknya sebanyak 25 aliran sungai yang bagian hulunya berada di wilayah Gunung Marapi.
Semua aliran sungai tersebut, menurutnya berpotensi menimbulkan bencana banjir bandang dan banjir lahar dingin seiring masih adanya potensi hujan intensitas sedang - deras hingga tanggal 22 Mei 2024, dan juga masih banyak material vulkanik mengendap di puncak-lereng Gunung Marapi yang erupsi beberapa pekan lalu.
Pada pelaksanaan teknis bentuk sistem peringatan dini yang dibutuhkan itu mulai dari mendirikan bendungan pengendalian aliran endapan atau Sabo Dam di sisi hulu ke-25 aliran sungai, hingga membuat sirene atau suar tanda bahaya yang bisa direspons langsung oleh masyarakat.
"Dalam hal ini mungkin pihak Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai di Sumatera Barat untuk menindaklanjutinya, sehingga bisa mereduksi dampak yang ditimbulkan oleh bencana itu di kemudian hari," ujarnya. (Antara)
Berita Terkait
-
5 Momen Dramatis Viral Saat Rumah Pasha Ungu Dikepung Banjir Parah di Bogor
-
Detik-Detik Mencekam! Air Bah Kepung Rumah Pasha Ungu, Video Solidaritas Warga Viral
-
Rumah Mewah Pasha Ungu di Bogor Dikepung Banjir, Warga Turun Tangan Selamatkan Perabotan
-
Daftar 5 Provinsi Indonesia Terancam Tsunami Imbas Gempa Rusia, BNPB Minta Warga Menjauh!
-
Jeritan dari Tepi Setu Gunung Putri: Setiap Mendung, Kami Sudah Siap Mengungsi
Terpopuler
- Kata-kata Miliano Jonathans Tolak Timnas Indonesia
- Mpok Alpa Siapanya Raffi Ahmad? Selalu Dibela Sampai Akhir Hayat
- Innalillahi, Komedian Mpok Alpa Meninggal Dunia
- Dulu Dihujat karena Biaya Persalinan Dibantu Raffi Ahmad, Rupanya Mpok Alpa Punya Cerita Memilukan
- Kapan Kenaikan Gaji PNS 2025? Ini Skema, Jadwal, dan Fakta Resminya
Pilihan
-
Debit Manis Shayne Pattynama, Buriram United Menang di Kandang Lamphun Warrior
-
PSIM Yogyakarta Nyaris Kalah, Jean-Paul van Gastel Ungkap Boroknya
-
Cerita Awal Alexander Isak, Zlatan Baru yang Terasingkan di Newcastle United
-
Di Balik Gemerlap Kemerdekaan: Veteran Ini Ungkap Realita Pahit Kehidupan Pejuang yang Terlupakan
-
Daftar 5 HP Android Punya Kamera Setara iPhone, Harga Jauh Lebih Murah
Terkini
-
OPPO Abadikan Euforia Fans di Laga Semen Padang vs Dewa United
-
KPR Makin Terjangkau, BRI Hadirkan Bunga Mulai 2,40% di Consumer Expo Bandung 2025
-
Semarak HUT RI, BRI Paparkan 8 Langkah Nyata untuk Indonesia Maju dan Sejahtera
-
Dari Indonesia ke Mancanegara, Gulalibooks Meluas ke Malaysia dan Singapura Didukung BRI
-
Semen Padang FC Tumbangkan Dewa United 2-0 di Laga Kandang, Pelatih: Target Tercapai!