SuaraSumbar.id - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumatera Barat (Sumbar) beberkan strategi pemerintah daerah yang mampu mengendalikan laju inflasi di bawah target inflasi tiga plus minus satu persen secara year on year (yoy).
"Inflasi Sumbar secara yoy 2,27 persen, namun masih terjaga pada rentang sasaran inflasi nasional tiga plus minus satu persen," kata Kepala BI Perwakilan Sumbar, Endang Kurnia Saputra, dikutip dari Antara, Jumat (3/11/2023).
Endang mengatakan, pengendalian inflasi tersebut berkat dukungan dan sinergi dari Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumbar dalam mengendalikan harga, dan memastikan ketersediaan pasokan.
"Termasuk pula dalam mendukung kelancaran distribusi," ujar Endang.
Baca Juga: Semen Padang FC Bakal Angkut Evan Dimas dan Bayu Gatra?
Selama Oktober 2023, upaya-upaya yang dilakukan dalam mengendalikan laju inflasi yakni gerakan pangan murah (GPM) serentak di berbagai kabupaten/kota. Kemudian, penyelenggaraan sinergi operasi pasar/pasar murah secara intensif, sidak pasar tinjauan harga dan pasokan secara rutin.
Selanjutnya, pendistribusian beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), dan stok pangan komersil oleh Bulog, intensifikasi distribusi komoditas pangan strategis melalui mobil keliling dan media sosial oleh Toko Tani Indonesia Center (TTIC).
Ia mengatakan TPID provinsi dan kabupaten/kota terus berkomitmen untuk memperkuat sinergi dan koordinasi agar inflasi indeks harga konsumen (IHK) dapat terkendali. Hal itu diperkuat dengan implementasi program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Sumbar tahun 2023.
"Berbagai upaya menjaga inflasi tersebut diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi menuju Sumbar madani, unggul dan sejahtera berkelanjutan," kata dia.
Pada kesempatan itu, eks Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta tersebut menjelaskan inflasi gabungan Kota Padang dan Kota Bukittinggi pada Oktober 2023 dipengaruhi beberapa hal.
Baca Juga: BI Sumbar Klaim Inflasi Gabungan Padang-Bukittinggi Masih Terkendali
Pertama, kelompok transportasi menyumbang inflasi sebesar 1,16 persen secara bulan ke bulan dengan andil sebesar 0,18 persen. Inflasi kelompok tersebut bersumber dari peningkatan tarif angkutan udara dan bensin.
Penyumbang inflasi selanjutnya yaitu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,35 persen dengan andil 0,02 persen. Inflasi ini dipengaruhi naiknya harga komoditas emas perhiasan.
"Harga emas perhiasan naik mengikuti perkembangan harga emas dunia yang dipengaruhi kondisi kestabilan ekonomi dan keuangan global terkini," ujarnya.
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Sama-sama Bermesin 250 cc, XMAX Kalah Murah: Intip Pesona Motor Sporty Yamaha Terbaru
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
Pilihan
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
-
8 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
Terkini
-
Misteri Mayat di Bukittinggi Terungkap! CCTV Ungkap Detik-Detik Terakhir Korban Asal Lubuk Linggau
-
Link Resmi Saldo Gratis DANA Kaget, Masih Aktif hingga Siang ini, Buruan Klaim!
-
Kejutan Saldo Gratis DANA Kaget, Sabtu 19 April 2025: Siapa Cepat Dapat Cuan!
-
Banun Kinantan, Nama Bayi Harimau Sumatera yang Lahir di TMSBK Bukittinggi!
-
Klik Link DANA Kaget Aktif Hari Ini, Waspada Jebakan Penipu dan Ini Cara Amannya!