Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Rabu, 06 September 2023 | 09:49 WIB
Kepala Stasiun GAW Bukit Koto Tabang, Sugeng Nugroho saat di Padang. [Suara.com/Saptra S]

SuaraSumbar.id - Stasiun Pemantau Atmosfer Global atau Global Atmosphere Watch (GAW) Bukit Koto Tabang membeberkan penyebab kabut asap yang mayoritas menyelimuti wilayah Sumatera Barat (Sumbar).

Menurut Kepala Stasiun GAW Bukit Koto Tabang, Sugeng Nugroho, peristiwa kabut asap ini disebabkan oleh partikel halus yang bukan berasal dari wilayah Sumbar, namun melainkan dari provinsi lain.

“Partikel halus tersebut tidak dari wilayah Sumbar, karena titik api di Sumbar terdeteksi minim,” kata Sugeng di Padang, Rabu (6/9/2023).

Dikatakan Sugeng, fenomena kabut asap ini sudah terjadi sejak dua minggu lalu. Berdasarkan analisa arah angin, partikel halus tersebut berasal dari Sumatera Selatan, dan Jambi.

Baca Juga: Udara Palembang Makin Berkabut, BMKG Ungkap Penyebabnya Karena Ini

“Itu kiriman dari jauh. Karena kalau partikelnya kasar, pergerakannya tidak akan jauh (sampai ke Sumbar),” ujarnya sembari menambahkan kabut asap akan selesai jika sudah terjadi hujan lebat.

Sementara itu, Forecaster BMKG Pekanbaru, Bibin S, merilis data terbaru terkait peningkatan titik panas (hotspot) di wilayah Sumatera pada Selasa (5/9/2023).

Data terbaru menunjukkan bahwa jumlah total titik panas di Pulau Sumatera mencapai 853, naik dari 609 titik pada tanggal 4 September 2023 dan 717 titik pada tanggal 3 September 2023.

Sedangkan distribusi titik panas paling banyak terjadi di Sumatera Selatan dengan 546 titik pada 5 September 2023. Sebelumnya, 4 September 2023, terdapat 343 titik panas di Sumsel, dan 448 titik pada 3 September 2023.

Selain Sumatera Selatan, pada 5 September 2023 juga terdapat titik panas di berbagai wilayah Sumatera, antara lain Bengkulu 26 titik, Jambi 35 titik, Lampung 89 titik, Sumatera Barat 3 titik, Kepulauan Riau 28 titik, Bangka Belitung 93 titik dan Riau 33 titik.

Kontributor: Saptra S

Load More