SuaraSumbar.id - Stasiun Pemantau Atmosfer Global atau Global Atmosphere Watch (GAW) Bukit Koto Tabang membeberkan penyebab kabut asap yang mayoritas menyelimuti wilayah Sumatera Barat (Sumbar).
Menurut Kepala Stasiun GAW Bukit Koto Tabang, Sugeng Nugroho, peristiwa kabut asap ini disebabkan oleh partikel halus yang bukan berasal dari wilayah Sumbar, namun melainkan dari provinsi lain.
“Partikel halus tersebut tidak dari wilayah Sumbar, karena titik api di Sumbar terdeteksi minim,” kata Sugeng di Padang, Rabu (6/9/2023).
Dikatakan Sugeng, fenomena kabut asap ini sudah terjadi sejak dua minggu lalu. Berdasarkan analisa arah angin, partikel halus tersebut berasal dari Sumatera Selatan, dan Jambi.
“Itu kiriman dari jauh. Karena kalau partikelnya kasar, pergerakannya tidak akan jauh (sampai ke Sumbar),” ujarnya sembari menambahkan kabut asap akan selesai jika sudah terjadi hujan lebat.
Sementara itu, Forecaster BMKG Pekanbaru, Bibin S, merilis data terbaru terkait peningkatan titik panas (hotspot) di wilayah Sumatera pada Selasa (5/9/2023).
Data terbaru menunjukkan bahwa jumlah total titik panas di Pulau Sumatera mencapai 853, naik dari 609 titik pada tanggal 4 September 2023 dan 717 titik pada tanggal 3 September 2023.
Sedangkan distribusi titik panas paling banyak terjadi di Sumatera Selatan dengan 546 titik pada 5 September 2023. Sebelumnya, 4 September 2023, terdapat 343 titik panas di Sumsel, dan 448 titik pada 3 September 2023.
Selain Sumatera Selatan, pada 5 September 2023 juga terdapat titik panas di berbagai wilayah Sumatera, antara lain Bengkulu 26 titik, Jambi 35 titik, Lampung 89 titik, Sumatera Barat 3 titik, Kepulauan Riau 28 titik, Bangka Belitung 93 titik dan Riau 33 titik.
Kontributor: Saptra S
Berita Terkait
-
Imbas Karhutla, Kota Palembang Diselimuti Kabut Asap
-
Kualitas Udara Palembang Memburuk Karena Kabut Asap, Apa Sengaja Dibakar?
-
Palembang Dikepung Asap Karhutla dari OKI, Warga Protes Kualitas Udara Tidak Sehat
-
Kalbar Diselimuti Kabut Asap, Anggota Damkar Pingsan Demi Padamkan Karhutla di Ketapang
-
Mengapa Paru-Paru Dunia Merusak Paru-Paru?
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
Terkini
-
Benarkah Otak Lelah Bisa Simpan Memori Lebih Baik? Ini Penjelasannya
-
15 Personel Polri Terdampak Putusan MK yang Larang Polisi Aktif di Jabatan Sipil, Mayoritas Jenderal
-
Polisi Bukittinggi Ringkus Pengirim Kerupuk Sanjai Berisi Sabu, Modusnya Terungkap dalam 12 Jam
-
CEK FAKTA: Menkeu Purbaya Jebloskan Luhut ke Penjara, Benarkah?
-
Semen Padang FC Harus Bangkit Demi Keluar dari Zona Degradasi, Ini Pesan Dejan Antonic