Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Selasa, 18 Oktober 2022 | 10:41 WIB
Pesawat nirawak (drone) terlihat selama latihan tempur drone skala besar Angkatan Darat Republik Islam Iran di Semnan, Iran, 4 Januari 2021. [Dok.Antara]

SuaraSumbar.id - Amerika Serikat (AS) setuju dengan penilaian Inggris dan Prancis bahwa pemasokan drone Iran ke Rusia melanggar resolusi 2231 Dewan Keamanan PBB.

Hal itu dinyatakan juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Vedant Patel, Senin (17/10/2022).

"Sebelumnya pada hari ini, sekutu Prancis dan Inggris secara terbuka memberi penilaian bahwa penyuplaian UAV Iran (untuk) Rusia melanggar resolusi 2231 Dewan PBB," kata Patel kepada wartawan.

Ia merujuk pernyataannya itu pada kendaraan udara tak berawak (UAV) atau drone. "Inilah yang kami sepakati."

Baca Juga: Heboh Pidato Jokowi Sebut Amerika Serikat-NATO Harus Dibubarkan, Ini Faktanya

Ukraina melaporkan sejumlah serangan Rusia yang menggunakan drone Shahed-136 buatan Iran dalam beberapa pekan terakhir. Iran membantah telah memasok drone ke Rusia, sementara Kremlin tidak berkomentar.

Resolusi 2231 mengesahkan kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan enam negara --, China, Prancis, Jerman, Rusia dan AS.

Kesepakatan itu membatasi aktivitas pengayaan uranium Teheran hingga menyulitkan Iran untuk mengembangkan senjata nuklir sambil mengupayakan pencabutan sanksi internasional.

Di bawah ketentuan resolusi tersebut, embargo senjata konvensional terhadap Iran diberlakukan sampai Oktober 2020.

Terlepas dari upaya AS di bawah kepemimpinan mantan presiden Donald Trump --presiden yang mengeluarkan AS dari kesepakatan pada 2018-- untuk memperpanjang embargo senjata, Dewan Keamanan menolak keinginan itu, sehingga memungkinkan Iran untuk melanjutkan ekspor senjata.

Baca Juga: Hasil Bola Tadi Malam: AS Roma Gasak Sampdoria, Villarreal Jinakkan Osasuna

Namun, beberapa diplomat Barat mengatakan bahwa resolusi tersebut masih mencakup pembatasan terhadap rudal dan teknologi terkait yang berlangsung sampai Oktober 2023 dan mencakup ekspor dan pembelian sistem militer canggih seperti drone. (Antara/Reuters)

Load More