Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Rabu, 11 Mei 2022 | 09:47 WIB
Suasana lingkungan di kawasan pabrik pupuk di Kaltim. [Dok.Istimewa]

SuaraSumbar.id - Pelaku industri dituntut berperan aktif dalam mengurangi emisi karbon demi mendukung tercapainya Net Zero Emission 2060 mendatang. Atas dasar itu, perusahaan BUMN dalam program Dekarbonisasi BUMN pun menargetkan penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) berbasis National Determined Contribution (NDC) hingga 29 persen hingga 2030.

PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) sebagai salah satu bagian dari Pupuk Indonesia Group berkomitmen menekan emisi demi berkontribusi pada pencapaian Dekarbonisasi BUMN. Beragam inisiatif strategis telah dan akan dijalankan PKT yang menargetkan pengurangan emisi karbon hingga 38 persen di 2040 mendatang.

Direktur Operasi dan Produksi PKT, Hanggara Patrianta mengatakan, pelaku industri dituntut mampu menerapkan proses produksi yang lebih hijau. Sebagai produsen pupuk, PKT juga telah berorientasi untuk terus menekan gas emisi dari hasil produksi dan berinovasi untuk meningkatkan efisiensi energi.

"Itu fokus PKT yang tertuang dalam dalam roadmap perusahaan 40 tahun ke depan berbasis energi terbarukan. Kami juga siap memimpin transformasi industri petrokimia menjadi industri energi terbarukan yang lebih hijau,” katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (11/5/2022).

Baca Juga: Pabrik Soda Ash Pupuk Kaltim Ditaksir Serap 2 Ribu Tenaga Kerja: Mengurangi Angka Pengangguran

Tahun 2021, PKT berhasil melakukan dekarbonisasi di lingkungan operasional perusahaan hingga sekitar 16 persen. Perusahaan ini juga menargetkan penurunan gas emisi rumah kaca hingga 1,6 juta ton per tahunnya.

Inovasi dekarbonisasi yang dinilai dapat berkontribusi pada penurunan emisi karbon perusahaan yakni mampu mengefisiensi pabrik guna menekan gas buangan, dengan melakukan penghematan pemakaian gas alam diantaranya melalui revamping pabrik ammonia.

Kemudian, pengembangan bisnis dan teknologi baru yang difokuskan pada penyerapan karbondioksida (CO2) untuk digunakan sebagai bahan baku produk lainnya serta mensubstitusi bahan baku gas alam dengan hidrogen berbasis EBT untuk menghasilkan Green Ammonia.

Selanjutnya, substitusi bahan baku atau energi berbasis fosil dengan energi baru dan terbarukan dilakukan dengan menghadirkan PLTS guna memasok kebutuhan listrik perkantoran dan fasilitas pendukung PKT. Terakhir dengan pendekatan biologi yang mampu mengurangi emisi gas secara alami melalui tanaman hayati menyerap karbon, seperti mangrove.

Tahun 2022, PKT meraih penghargaan Transparansi Emisi Korporasi 2022 yang diberikan oleh Bumi Global Karbon (BGK) Foundation dan Majalah Investor. PKT memperoleh penghargaan tertinggi "Platinum Plus" yang tidak hanya menunjukkan capaian positif perusahaan dalam menekan gas buangan, tetapi juga menunjukkan transparansi perusahaan yang terangkum dalam sustainability report.

Baca Juga: Proaktif Lindungi Pekerja, PKT Raih Peringkat 1 ESS Award 2021

"Penghargaan ini karena dinilai mampu memberikan informasi akurat dan terukur akan jumlah emisi buangan dan penurunan Gas Rumah Kaca (GRK), serta memperoleh verifikasi dari pihak independen," katanya.

Load More