Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Kamis, 28 April 2022 | 06:15 WIB
Pelayat membawa jenazah warga Palestina Ahmed Odiyatm yang menurut petugas medis dibunuh oleh pasukan Israel. [Dok.Antara]

SuaraSumbar.id - Tentara Israel kembali menembak mati seorang warga Palestina di wilayah pendudukan Tepi Barat pada Rabu (27/4/2022). Hal itu terjadi dalam bentrokan yang pecah usai penggerebekan.

Peristiwa itu menjadi pembunuhan kedua dalam dua hari terakhir yang dilakukan pasukan Israel terhadap warga Palestina selama penyerbuan larut malam.

Militer Israel mengatakan pasukannya telah menangkap dua tersangka dalam tindakan yang mereka sebut sebagai "aktivitas kontra terorisme" di kota Jenin.

Kemudian puluhan warga Palestina melempar batu dan alat peledak dan menembaki tentara, yang kemudian membalasnya dengan peluru tajam, kata pihak Israel.

Baca Juga: Insiden Di Masjid Al-Aqsa Picu Kemarahan Arab, Lebanon Hujani Israel Dengan Tembakan

Kementerian luar negeri Palestina mengutuk penyerbuan itu dan mengatakan bahwa korban bernama Ahmad Massad telah dieksekusi dengan cepat.

Video yang beredar di media sosial memperlihatkan sedikitnya seorang Palestina menembak dengan sebuah senapan di jalan ketika suara-suara tembakan terdengar.

Kelompok militan Jihad Islam Palestina mengatakan dalam pernyataan bahwa Massad adalah salah satu anggota mereka dan bahwa dia telah dibunuh "ketika bentrok dengan tentara pendudukan".

Israel telah meningkatkan penyerbuan di Tepi Barat menyusul serangkaian serangan mematikan yang menewaskan 14 orang di negara itu, termasuk tiga anggota polisi. Serbuan terhadap kota-kota Palestina telah menyulut bentrokan maut yang menewaskan sedikitnya 17 warga Palestina.

Perundingan damai Israel-Palestina gagal pada 2014 dan prospek kelanjutannya masih belum jelas.

Baca Juga: Rusuh Lagi, Polisi Israel Larang Masuk Kompleks Al-Aqsa, Warga Palestina Protes

Otoritas Palestina, yang memerintah secara terbatas di Tepi Barat, telah berkali-kali mengutuk serbuan Israel di wilayah yang diperjuangkan Palestina sebagai negara merdeka itu. (Antara/Reuters)

Load More