SuaraSumbar.id - Sistem pemilihan umum (Pemilu) di Indonesia dianggap tak ramah perempuan. Akibatnya, sejak Pemilu 1999 hingga Pemilu 2019 tingkat keterpilihan perempuan belum pernah mencapai 30 persen dari total anggota DPR RI.
Hal itu dinyatakan Anggota Dewan Pembina Perludem Titi Anggraini. "Kami tetap ingin mewujudkan perjuangan 30 persen afirmasi. Jadi, perjuangan para calon anggota legislatif dan anggota legislatif perempuan itu memang luar biasa. Hempasan dari segala lini," kata Titi Anggraini, Jumat (22/4/2022).
Titi menyebutkan hasil Pemilu Anggota DPR RI 1999 tercatat 45 perempuan atau 9 persen dari total anggota legislatif. Pemilu berikutnya pada tahun 2004 meningkat menjadi 11 persen (61 orang).
Pada Pemilu 2009 mengalami peningkatan cukup signifikan sekitar 18,4 persen (101 orang), Pemilu 2014 turun menjadi 17,6 persen (97 orang), kemudian Pemilu 2019 naik kembali hingga 20,5 persen (118 orang).
"Yang membuat kaum hawa bertahan adalah konsistensi dalam perjuangan. Kalau bukan kami, siapa lagi," kata Titi yang pernah terpilih sebagai Duta Demokrasi International Institute for Electoral Assistance (International IDEA).
Menyinggung soal peluang perempuan sebagai anggota DPR RI pada Pemilu 2024, dia memandang perlu partai politik dan penyelenggara pemilu menyinergikan modalitas loyalitas pemilih perempuan dengan akses pada informasi, pengetahuan, dan pendidikan kepemiluan sehingga pemilih perempuan benar-benar menjadi pemilih yang berdaya dan berdaulat.
Titi yang pernah sebagai Direktur Eksekutif Perludem mendorong komitmen pimpinan partai politik untuk mewujudkan penempatan perempuan pada nomor urut 1 di paling sedikit 30 persen di setiap daerah pemilihan (dapil).
Tingkat keterpilihan berdasarkan nomor urut pada Pemilu 2019, menurut dia, sangat menentukan calon anggota legislatif (caleg) terpilih pada pemilu. Hal ini mengingat kebanyakan mereka yang berada di nomor urut 1 menjadi wakil rakyat.
Ia lantas menyebutkan caleg di nomor urut 1 untuk laki-laki yang terpilih sebagai anggota legislatif sebanyak 308 orang, sedangkan perempuan tercatat 57 orang. Caleg nomor urut 2 yang menjadi wakil rakyat 80 laki-laki dan 29 perempuan.
Baca Juga: Perludem: Indeks Demokrasi Indonesia Membaik Tapi Masih Kategori Cacat
Caleg nomor urut 3 (14 laki-laki dan 15 perempuan); nomor urut 4 (22 laki-laki dan 5 perempuan); nomor urut 5 (16 laki-laki dan 5 perempuan); nomor urut 6 (2 laki-laki dan 6 permpuan); nomor urut 7 (8 laki-laki dan 1 perempuan).
Berita Terkait
-
Penegak Hukum Didesak Ungkap Aktor Intelektual di Balik Kericuhan Pilkada Puncak Jaya
-
PSU di 24 Daerah: Bentuk Ketidakbecusan KPU jadi Penyelenggara Pemilu!
-
Perludem Soroti RK-Suswono Nyoblos di Jabar: Bukan Pemilih Jakarta, Tapi Bisa Nyalon di Jakarta
-
Perludem Temukan Lebih 3.000 Kasus Dugaan ASN Tak Netral di Pilkada 2024: Ini Dosa Prabowo
-
Perludem Usul ke Baleg DPR Agar UU Pemilu dan Pilkada Disatukan, Ini Alasannya!
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
Pilihan
-
Bodycharge Mematikan Jadi Senjata Rahasia Timnas U-17 di Tangan Nova Arianto
-
Kami Bisa Kalah Lebih Banyak: Bellingham Ungkap Dominasi Arsenal atas Real Madrid
-
Zulkifli Hasan Temui Jokowi di Solo, Akui Ada Pembicaraan Soal Ekonomi Nasional
-
Trump Singgung Toyota Terlalu Nyaman Jualan Mobil di Amerika
-
APBN Kian Tekor, Prabowo Tarik Utang Baru Rp 250 Triliun
Terkini
-
BRI Bagikan Dividen Rp31,4 Triliun pada 10 April 2025
-
Anggota Satpol PP Agam Dikeroyok Puluhan Orang Saat Bubarkan Orgen Tunggal, Kepala hingga Kaki Lebam
-
Aktivitas Vulkanik Gunung Talang Solok Meningkat, Badan Geologi Minta Masyarakat Waspada Longsor!
-
Pengusaha UMKM Aksesoris Fashion Tembus Pasar Internasional Berkat Pemberdayaan BRI
-
Solok Diguncang 3 Kali Gempa Beruntun, Ini Penjelasan BMKG