SuaraSumbar.id - Kabar Komisi VI DPR menyetujui kenaikan harga Pertamax menjadi Rp 16 ribu dibantah Anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade.
Politisi Partai Gerindra ini mengemukakan, pada rapat dengar pendapat dengan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) pada Senin (28/3/2022) hanya sebatas mendukung penyesuaian harga BBM nonsubsidi mengikuti harga minyak dunia.
Ia bahkan menegaskan, jika persetujuan tersebut ditulis dalam kesimpulan rapat di poin tiga.
"Komisi VI DPR RI mendukung penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi yang mengikuti harga keekonomian minyak dunia untuk menjamin kesehatan keuangan PT Pertamina (Persero) dalam menjalankan penugasan pemerintah," tulis kesimpulan rapat poin tiga.
Dalam rapat tersebut, Komisi VI DPR hanya mendukung Pertamina membahas kenaikan harga minyak dunia dengan pemerintah.
"Kita dukung Pertamina bicara sama pemerintah membahas kenaikkan harga minyak Dunia," kata Andre kepada wartawan, Rabu (30/3/2022).
Terkait dengan angka kenaikan harga Pertamax menjadi Rp 16 ribu, ia menegaskan kembali, jika Komisi VI tidak ikut mencampuri bahkan menyetujui.
"Tapi enggak ada bicara setuju angka Rp 16 ribu. Persetujuannya silakan dibahas dengan pemerintah sesuai kondisi keuangan Pertamina dan kondisi minyak dunia," ujarnya.
Sebelumnya, beredar kabar Komisi VI DPR menyetujui keputusan pemerintah menyesuaikan harga BBM nonsubsidi dan subsidi yang tertuang pada poin kesimpulan Komisi VI DPR dengan PT Pertamina pada Senin (28/3/2022).
Untuk diketahui, Pertamina sebelumnya telah melakukan penyesuaian harga BBM nonsubsidi untuk Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex, pada awal Maret 2022.
Meski begitu, harga BBM nonsubsidi Pertamax belum naik hingga saat ini dan masih dijual Rp 9.000 per liter.
Hingga saat ini, harga Pertamax disebut masih jauh dari harga keekonomian. Kementerian ESDM sebelumnya sudah menghitung, jika harga BBM Pertamax bisa mencapai Rp 16.000 per liter pada April 2022.
Tak ayal, kenaikan harga BBM nonsubsidi Pertamax ini sangat disayangkan dan menuai prokontra dari kalangan warga. Lantaran, mereka khawatir kenaikan harga Pertamax memberikan sinyal bahwa nantinya Pertalite akan menjadi langka.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
BRI Peduli dan Sungai Watch Pasang 18 Trash Barrier di Tukad Badung
-
6 Pantangan Makanan Asam Urat yang Perlu Dihindari, Waspada!
-
Gunung Marapi Meletus 12 Kali: Status Waspada, Warga Diminta Siaga!
-
Polresta Padang Gagalkan Bentrokan Pelajar di Berok Nipah, Puluhan Remaja Diamankan
-
CEK FAKTA: Salsa Erwina Gabung ke Kabinet Merah Putih, Benarkah?