Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Kamis, 17 Februari 2022 | 16:27 WIB
Ilustrasi Basuki Tjahaja Purnama/Ahok. [Suara.com/Eko Faizin]

SuaraSumbar.id - Cap radikal baru muncul beberapa tahun terakhir. Perkataan radikal ini populer setelah adanya insiden Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Hal dinyatakan KH Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym.

Setelah itu, cap radikal itu makin gencar setelah adanya gerakan massa umat Islam 212 di Monas beberapa tahun lalu.

Menurut Aa Gym, cap radikal hanya karena beda pendapat dan tidak mau menuruti pihak tertentu itu adalah sesuatu yang sangat berlebihan.

Aa Gym menjawab pertanyaan Karni Ilyas soal persepsi banyak tokoh dan pemuka agama yang radikal di Indonesia. Sepengetahuannya, kata radikal mulai laris sejak insiden Ahok.

Baca Juga: Aa Gym Ingatkan Soal Petaka Dunia Akhirat di Kasus Rizieq Shihab dan Bahar Bin Smith

"AA dakwah sudah sangat lama ya, kenal juga dengan banyak pihak. Kata radikal ini sebetulnya baru datang akhir-akhir ini saja nih. Kalau nggak salah, mulainya sesudah ada kejadian dengan pak Ahok itu," katanya, dikutip dari Hops.id - jaringan Suara.com, Kamis (17/2/2022).

Lantas, cap radikal dan intoleran itu makin laris setelah ada gerakan 212 pada 2016. Aa Gym mengakui dia bukan radikal dan intoleran. Baginya, kalau umat Islam itu radikal, Indonesia ini sudah berantakan sejak lama.

"Indonesia damai rukun saja sampai hari ini. Apalagi, gerakan 212 itu yang bersejarah juga menunjukkan berjalan dengan damai kok, bahkan rumput pun aman," katanya.

Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym [dok pribadi]

"Jadi sebetulnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan, benar ada perilaku menyimpang, yang Aa anggap menyimpang ya, dari tindakan-tindakan teror, dan itu sangat tidak sepakat ya," jelasnya.

Aa Gym mengakui memang ada tindakan atau perilaku teror dari oknum yang beragama Islam dan pihak kepolisian memiliki wewenang untuk menertibkan itu.

Baca Juga: Heboh DPR Usir Petinggi BUMN, Fahri Hamzah Beri Pesan Menohok sampai Seret Nama Ahok

"Yang jelas kekerasan seperti itu tidak menjadi pemikiran kita umat Islam. Kalau radikal ini disebut karena beda pendapat, tidak menurut pihak tertentu, tidak sefrekuensi, walau benar dianggap radikal, itu tidak adil dan tidak menyelesaikan masalah," jelasnya.

Aa Gym mengatakan, untuk kasus masjid dipetaan dan pesantren terafiliasi dengan radikalisme, dia berpandangans sebaiknya penegak hukum langsung tindak saja oknum yang radikal itu.

"Jangan malah melabeli pesantren atau masjidnya, langsung tangkap, tindak dan adili, nggak usah melabeli malah menjadikan umat Islam merasa sakit, khususnya pesantren dan masjid," katanya.

Load More