Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Senin, 06 Desember 2021 | 08:15 WIB
Ilustrasi kader kibarkan bendera PDI Perjuangan. (Beritajatim.com/Ist)

SuaraSumbar.id - Tingkat keterpilihan atau elektabilitas PDIP jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, masih menempati urutan teratas dengan skor 15,8 persen. Angka tersebut berdasarkan hasil survei Polmatrix Indonesia yang disiarkan pada Minggu (5/12/2021).

Setelah PDIP, ada nama Partai Gerindra menyusul di peringkat kedua dengan skor 11 persen, PKB 9,4 persen, Partai Demokrat 9 persen, PKS 5,7 persen, PSI 5,2 persen, NasDem 5 persen, Golkar 4,7 persen; PPP 2,5 persen, dan Partai Ummat 1,5 persen.

Dari hasil itu, Direktur Eksekutif Polmatrix Indonesia Dendik Rulianto lewat keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Minggu, menyampaikan posisi PDIP masih unggul, sementara Golkar masuk ke papan tengah digantikan oleh NasDem.

“Golkar tersalip oleh NasDem, sementara PDIP tetap unggul, dan PSI stabil,” sebut Dendik.

Baca Juga: Tunggu Reses Selesai, DPR Bakal Raker Bahas Pemilu Tahun Depan

Ia menerangkan, elektabilitas Golkar turun, antara lain karena elektabilitas Airlangga Hartarto sebagai Ketua DPP Golkar masih relatif rendah dibandingkan dengan tokoh-tokoh lainnya.

Golkar, katanya, pada survei-survei sebelumnya memperoleh skor elektabilitas 8-9 persen dan biasanya menempati urutan tiga teratas, kata Dendik.

Untuk elektabilitas NasDem yang naik dari 3-4 persen menjadi 5 persen, katanya, itu kemungkinan dipengaruhi oleh hubungan dekat Ketua Umum DPP NasDem Surya Paloh dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

“Pendekatan Surya Paloh terhadap Anies Baswedan sebagai salah satu capres terkuat turut mengerek kenaikan elektabilitas NasDem,” katanya.

Dari hasil itu, Dendik menilai kemungkinan ada dua poros kekuatan politik yang kuat, yaitu PDIP-Gerindra dan NasDem.

Baca Juga: KPU dan Pemerintah Didesak Segera Sepakati Tanggal Pemilu 2024

PDIP, kata Dendik, memiliki stok calon presiden yang cukup banyak, antara lain Ketua DPR RI Puan Maharani, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Menteri Sosial Tri Rismaharini.

Load More