Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Jum'at, 20 Agustus 2021 | 09:10 WIB
Sejumlah pebalap sepeda beradu kecepatan pada etape kelima Tour de Singkarak 2016 di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Rabu (10/8).

SuaraSumbar.id - Pelaksanaan Tour de Singkarak 2021 bakal mengadopsi sistem pelaksanaan Olimpiade Tokyo yang sangat ketat mengatur pola pergerakan atlet, official.

"Tim teknis harus mempelajari protokol pelaksanaan Olimpiade Tokyo untuk diadopsi dalam TDS 2021 sehingga bisa tetap berjalan dengan baik di tengah pandemi," kata Wakil Ketua Harian Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI), Jadi Rajaguguk dalam Rapat Koordinasi TdS 2021 di Batusangkar, Kamis (19/8/2021).

Menurutnya, saat kontingen dan official sampai di Tokyo langsung tes swab PCR dan menjalani karantina selama 14 hari. Keringanan diberikan bagi kontingen sehingga isolasi tidak sampai selama itu.

Namun, pergerakan sangat dibatasi sesuai penerapan prinsip bubble system (karantina) yaitu hanya diperbolehkan dari hotel ke venue pertandingan. Tidak boleh ke tempat lain bahkan mengunjungi wisma atlet.

Baca Juga: Eng Hian Ungkap Nyaris Tak Dampingi Greysia/Apriyani ke Olimpiade Tokyo

Konsep itu harus diterapkan pula pada TdS 2021. Atlet dan official hanya diberi ruang pergerakan dari hotel tempat menginap ke lokasi lomba sehingga benar-benar terjaga.

Tak hanya itu, penyelenggara dan pejabat setempat yang tidak terdaftar dalam sistem registrasi elektronik, tidak diperkenankan untuk berada di lokasi pertandingan yang telah dikarantina.

Ia menyatakan PB ISSI memiliki tanggung jawab besar terhadap suksesnya pelaksanaan TdS 2021, karena TdS sebenarnya sudah menjadi salah satu aset bangsa.

Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Novrial mengatakan pengalaman PB ISSI saat membawa atlet ke Olimpiade Tokyo itu sangat besar artinya dalam kesuksesan penyelenggaraan TdS 2021. Tim teknis benar-benar harus mempelajari pengalaman itu untuk diterapkan dalam pelaksanaan iven kebanggaan masyarakat Sumbar itu.

Ia mengatakan TdS 2021 sebagai role model dari modern sport tourism terbesar di Indonesia bahkan Asia Tenggara harus bisa menunjukkan konsep pelaksanaan yang matang dan terukur dalam masa pandemi.

Baca Juga: Sabet Perunggu di Olimpiade Tokyo, Rahmat Erwin Abdullah Diangkat Jadi Pegawai Bank

Sebagai Sport Tourism, TdS 2021 menghadirkan sesuatu yang baru yaitu Singkarak Grand Fondo yang selama ini belum pernah dilakukan. Dalam konsep itu, para penggiat balap sepeda dan penghobi bisa menjajal dan merasakan keindahan rute TdS.

Pada TdS 2021, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi kembali ikut menjadi salah satu tuan rumah sehingga pelaksanaan iven kembali menyertakan dua provinsi.

TdS 2021 direncanakan digelar dalam lima etape pada 16-21 Oktober 2021 melibatkan dua kota dan dua kabupaten di Sumbar dan satu kabupaten di Jambi sementara Singkarak Grand Fondo pada 23-24 Oktober 2021.

Sementara Gubernur Sumbar melalui staf ahli M.Yani mengatakan pelaksanaan TdS 2021 harus benar-benar menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Dalam pelaksanaan kali ini efek ekonominya juga bisa diukur dengan penerapan e register dan e money untuk transaksi ekonomi. (Antara)

Load More