Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Jum'at, 06 Agustus 2021 | 13:24 WIB
Ilustrasi penerapan protokol kesehatan. [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraSumbar.id - Perilaku masyarakat Sumatera Barat (Sumbar) saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM) menemukan warga berpendidikan rendah cenderung abai dengan protokol kesehatan (prokes).

Hal tersebut diketahui setelah Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar melakukan survei pada 13-20 Juli 2021.

"Dari 3.789 responden yang disurvei pada 13-20 Juli 2021 terungkap masyarakat yang memiliki pendidikan tinggi lebih patuh dalam menerapkan protokol kesehatan," kata Kepala BPS Sumbar Herum Fajarwati dikutip dari Antara, Kamis (5/8/2021).

Disampaikan Herum, berdasarkan temuan masyarakat dengan pendidikan SMA ke bawah hanya 69,6 persen yang mau memakai masker satu lapis, 24,9 persen pakai masker dua lapis, cuci tangan 49 persen, menjaga jarak 44,3 persen dan menghindari kerumunan 54 persen.

Sementara, warga dengan pendidikan perguruan tinggi 83,8 persen memakai masker satu lapis, 30,1 persen pakai masker dua lapis, mencuci tangan 63,2 persen, menjaga jarak 54,3 persen dan menghindari kerumunan 69,4 persen.

Selain itu pada survei tersebut terungkap responden yang berpendidikan tinggi menilai masyarakat di lingkungannya kerap tidak patuh dalam prokes.

Akan tetapi satu hal positif saat melihat orang di sekitar tidak melaksanakan protokol kesehatan sebanyak 66,2 persen atau hampir separuh menyatakan ketidaksukaan dan hanya 1,8 persen yang tidak peduli.

Kemudian saat menemukan pelanggar protokol kesehatan sebanyak 63,1 persen orang langsung menegur dan 26,3 persen membiarkan.

Saat penerapan PPKM sebanyak 29,9 orang tetap melakukan perjalanan ke luar rumah hingga empat kali dengan daerah tujuan kabupaten dan kota yang sama.

"Namun dibandingkan sebelum PPKM memang terjadi penurunan cukup signifikan," tutur dia.

Load More