Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Minggu, 27 Juni 2021 | 16:59 WIB
Seorang dokter keturunan AS-Palestina yang dipecat setelah membuat postingan tentang Israel.[Twitter]

SuaraSumbar.id - Seorang dokter keturunan Palestina di Amerika Serikat dipecat pihak rumah sakit setelah membuat postingan yang menyebut Israel kanibal.

Menyadur Times Of Israel Minggu (27/6/2021) Rumah Sakit Anak Phoenix memecat seorang dokter ahli radiologi pediatrik keturunan Palestina setelah membuat postingan tentang Israel.

Pada hari Senin, akun Twitter @StopAntisemite membagikan tangkapan layar sebuah postingan akun Facebook pada 26 Mei yang diunggah oleh Dr Fidaa Wishah.

Wishah menulis, "Kami akan mengekspos #pembantaian dan #genosida yang Anda banggakan oleh para Zionis. Kami akan mengungkap rasa haus Anda untuk membunuh anak-anak Palestina kamiā€¦ Sebuah negara yang didasarkan pada kekejaman, ketidakmanusiawian, rasisme, dan kanibalisme tidak akan bertahan lama!".

Baca Juga: Buat Postingan yang Sebut Israel akan Hancur, Dokter AS Ini Dipecat Rumah Sakit

"Hei #israel ... akhirmu akan datang lebih cepat dari yang kamu kira." tulis Dr Wishah di postingan tersebut.

Pesan itu di-retweet ratusan kali. Dua hari kemudian, Phoenix Children's membalas tweet bahwa Wishah telah dipecat.

"Setelah peninjauan menyeluruh atas fakta-fakta terkait masalah ini, individu ini tidak lagi memberikan perawatan di Phoenix Children's," cuit rumah sakit tersebut.

Postingan tersebut tidak lagi terlihat di profil Facebook Wishah, dan akun Instagram-nya juga ikut di-private.

Dalam sebuah postingan video yang tampaknya berasal dari akun Instagram Dr Wishah, dia mengatakan bahwa dia sedang disensor.

Baca Juga: Makin Horor! Kasus COVID-19 Mingguan Indonesia Lebih Banyak dari Amerika Serikat

Dr Wishah dalam video tersebut juga menegaskan jika tuduhan apa pun yang akan dia perlakukan "Zionis" atau pasien Israel secara berbeda adalah "klaim palsu."

"Saya ingin berterima kasih kepada semua orang yang mendukung saya dan yang berdiri dengan tujuan ini," katanya dalam video itu.

"Di negara yang mengklaim kebebasan berbicara, ketika menyangkut Palestina-Israel, kami pasti disensor." ungkapnya. (Suara.com)

Load More