Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Minggu, 03 Januari 2021 | 08:35 WIB
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono. (Suara.com/Yosea Arga)

SuaraSumbar.id - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono turut menanggapi pernyataan Natalius Pigai yang menyebut dirinya dedengkot tua ketika berkomentar soal pembubaran FPI. Dia pun menasihati mantan Komisioner Komnas HAM itu dengan bijak.

Nasihat tersebut disampaikan Hendropriyono melalui akun jejaring sosial Twitter miliknya @edo751945, pada Jumat (1/1/2020). Hendropriyono menyebutkan kepada Natalius Pigai bahwa seorang pejuang tidak memiliki kata berhenti.

"Buat seorang pejuang tidak ada kata berhenti ananda @NataliusPigai2. Jika negara dalam bahaya, kita harus membelanya. Harus tanpa hitung untung atau rugi dan muda atau tua," ungkap Hendropriyono dikutip Suara.com dari Twitternya.

Sebagai pejabat, tulis Hendropriyono, dia dulu berjuang dengan kewenangannya. Sekarang sebagai rakyat, dirinya berjuang dengan doa jika kelak tidak berdaya secara fisik.

"Sebagai pejabat saya dulu berjuang dengan kewenangan saya, sekarang sebagai rakyat dengan mulut saya dan jika kelak tak berdaya secara fisik, maka saya akan berjuang dengan doa saya. Begitu bentuk tingkatan iman saya, sebagai seorang muslim," kicau Hendropriyono.

Kicauan AM Hendropriyono.(Twitter)

Menurut Hendropriyono, apa yang disampaikannya hanya ingin menasihati Natalius Pigai agar tidak larut, tersesat dan menyesal.

"Saya yakin kalau sekarang tidak mau mendengar, kelak kamu juga akan sadar," katanya.

Dalam cuitannya, Hendropriyono juga memuji Natalius Pigai. Di matanya, Natalius Pigai adalah seorang pemuda harapan bangsa yang patriotik, berani serta pandai.

"Saya mengenalmu karena menganggap kamu seorang pemuda harapan bangsa yang patriotik, berani dan pandai. Karena itu saya tanya kenapa kamu tidak jadi pejabat saja agar semua bakat dan potensimu tersalur dan bermanfaat," cuit Hendropriyono.

"Bukan saya tawari jabatan di pemerintahan, karena saya tidak punya kewenangan apapun apalagi sebagai formatur. Patriotik dan cerdas karena saya dengar kamu mengkritik ide separatisme dengan mngatakan bahwa seharusnya bercita-cita jadi Presiden RI daripada hanya sebagai Presiden Papua," tulis Hendropriyono.

Dia pun mengenang masa-masa ketika awal mengenal Natalius Pigai sebagai komisioner Komnas HAM. Ketika itu, Hendropriyono bertemu Natalius Pigai di Restoran Kunskring di Jalan Teuku Umar.

Kicauan AM Hendropriyono.(Twitter)

"Dengan bersemangat, kamu menawarkan jasa, untuk membela saya dalam kasus Talangsari. Saya tidak menanggapi karena saya merasa kasus tersebut sudah selesai secara hukum. Juga sudah selesai secara Islam melalui islah," ujar Hendropriyono.

"Setelah lama tidak bertemu dan kamu bukan penguasa lagi, kamu berubah 180 derajat. Selain patriotisme dan kepandaianmu, moralmu juga sangat merosot. Sopan santun dan akal budimu lenyap, karena ditelan kekecewaan sebagai penganggur yang tak terakomodasi di tempat yang kamu inginkan," cuit dia.

Hendropiyono menuliskan semua kata yang keluar dari mulut Natalius Pigai merupakan ungkapan dari pikiran. Karena itu, imbuh Hendropriyono, dirinya mengatakan Natalius Pigai yang sekarang beda dengan yang dulu.

"Terima kasih atas penghinaanmu kepada saya sebagai orangtua yang tidak pernah menyakiti kamu. Saya berharap agar pikiranmu jangan ke sana ke mari terus, untuk mencari pengakuan atau kedudukan. Pegang teguh prinsip agar lebih banyak orang menghargai kamu, sehingga kamu mendapat tempat yang terhormat di masyarakat," tutur dia.

"Demikian Pigai, semoga kita masih bisa bertemu lagi, sebelum umur tidak memungkinkannya. Salam dan selamat tahun baru 2021," tuturnya.

Sebelumnya, Natalius Pigai menanggapi pernyataan Hendropriyono terkait pembubaran FPI. Lewat cuitannya, Natalius Pigai bahkan menyebut Hendropriyono sebagai dedengkot tua.

Natalius Pigai dan neno Warisman membahas peristiwa tewasnya enam anggota FPI. - (YouTube/Neno Warisman)

"Orangtua mau tanya. Kapasitas bapak di negara ini sebagai apa ya, penasihat presiden? Pengamat? Aktivis? Biarkan diurus generasi abad ke-21 yang egaliter, humanis, demokrat. Kami tidak butuh hadirnya dedengkot tua. Sebabnya wakil ketua BIN & Dubes yang bapak tawar saya tolak mentah-mentah. Maaf," ujar Natalius Pigai lewat akun @NataliusPigai2.

(Suara.com)

Load More